Lampung Berpotensi Jadi Lumbung Pangan Nasional
LAMPUNG SELATAN (30 Desember): Lampung berpotensi sebagai lumbung pangan nasional yang berguna sebagai penyangga pangan nasional untuk menyalurkan bantuan saat masyarakat Indonesia membutuhkan.
Hal terkait disampaikan anggota Fraksi NasDem DPR RI dari daerah pemilihan Lampung I, Taufik Basari saat menyambangi petani di Desa Bandar Agung, Wai Lubuk, Kecamatan Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan (Lamsel), Lampung, Jumat (27/12).
Kunjungannya Taufik yang duduk di Komisi III DPR itu bersamaan dengan panen buah melon milik warga. Taufik Basari juga melakukan dengar pendapat dengan para petani di daerah tersebut.
Taufik mengatakan pihaknya sudah berkomunikasi dengan Menteri Pertanian untuk wacana menjadikan Lampung sebagai salah satu lumbung pangan nasional.
“Menteri Pertanian juga setuju menjadikan Lampung sebagai salah satu lumbung pangan nasional, selain Provinsi Jawa Timur dan Banten,” jelas Legislator NasDem itu lagi.
Menurut Taufik untuk menjadikan Lampung sebagai lumbung pangan nasional perlu sinergitas dari seluruh pihak terkait, karena nantinya Lampung akan mempunyai tanggung jawab yang lebih besar.
“Konsekuensi dari suatu provinsi menjadi lumbung pangan nasional adalah kita diharapkan mampu menjadi penyangga pangan, yang artinya kita bisa mengirimkan hasil-hasil bumi kita ke berbagai daerah yang ada di seluruh Indonesia. Kalau suatu provinsi menjadi lumbung pangan nasional, berarti banyak program pemerintah yang diturunkan disini. Pemerintah Pusat punya tanggung jawab untuk meningkatkan produksi pertanian, akan banyak pendampingan untuk petani dan teknologi bagi petani untuk meningkatkan hasil pertanian,” tegas Taufik Basari.
Namun dia menegaskan tidak berani menjanjikan apa-apa karena semua keputusan ada pada pemerintah. Sebagai wakil rakyat dia memperjuangkan aspirasi dan keluhan para petani.
Politisi NasDem itu juga menambahkan, untuk pinjaman KUR, Menteri Pertanian berjanji akan ada pembicaraan lanjut terkait peningkatan jumlah dana KUR tersebut. Sementara masalah kurangnya bibit, Taufik mengatakan, akan ada bantuan bibit jagung untuk 6.000 hektare, sedangkan yang sudah siap untuk 3.000 hektare.
Masalah pupuk subsidi yang wacananya akan ditiadakan, Taufik kembali menjelaskan bahwa pemerintah bukan mencabut bantuan pupuk bersubsidi, akan tetapi saat ini sedang mengevaluasi bantuan tersebut. Dengan kata lain menghentikan sementara guna menertibkan penyalurannya.(*)