Arkanata Fokus Tuntaskan Harga Gas dan Listrik di Kaltara
JAKARTA (13 Januari): Usai menjalani masa reses, anggota DPR RI Komisi VII Arkanata Akram akan fokus untuk meningkatkan sektor energi di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara), mulai dari migas hingga listrik.
Hal tersebut didasari atas keluhan masyarakat Provinsi Kaltara, terhadap tingginya harga gas elpiji 3 kg yang mencapai kisaran Rp 40.000 per tabung.
"Hasil reses kemarin, saya akan perjuangkan untuk penyamarataan harga migas, khususnya di Provinsi Kaltara. Seperti tabung gas Elpiji 3 kg, itu bisa mencapai Rp 40.000 lebih per tabungnya," ujar Arkanata seusai menghadiri Rapat Paripurna DPR RI di Gedung Nusantara II, Jakarta, Senin (13/1).
Atas kenaikan harga tersebut, legislator Partai NasDem ini menegaskan bahwa seharusnya gas Elpiji 3 kg bisa disamakan harganya. Karena bila dilihat dari daerah lain, harga gas 3 kg hanya berkisar Rp 20.000 per tabung.
"Ya, ada permainan harga migas, mungkin karena akses yang sulit. Tetapi kenaikannya sangat jauh bila dari Rp 20.000 sampai ke angka Rp 40.000. Itu akan menjadi fokus yang harus diselesaikan, dengan meminta kejelasan dari pihak-pihak terkait," ujar lolitisi milenial Partai NasDem ini.
Tidak hanya migas, dia juga menyoroti pemadaman listrik bergilir yang dikeluhkan masyarakat Kaltara, khususnya di Kabupaten Bulungan dan Kabupaten Nunukan. Dua kabupaten tersebut mengalami pemadaman listrik yang semakin panjang durasinya.
"Ada hal yang dikeluhkan lagi, terkait pemadaman listrik yang terjadi itu semakin lama. Awal tahun 2018 itu sekitar tujuh jam, sekarang ini sudah mencapai sekitar sembilan jam," ungkapnya.
Maka dari itu dia akan menfokuskan kapabilitas sumber daya listrik di Pulau Kalimantan, agar masyarakat mendapatkan fasilitas listrik yang lebih baik lagi.
"Kalimantan itu penyumbang batu bara terbesar yang termasuk jadi bahan utama energi listrik. Tetapi di saat yang bersamaan malah sangat sering terjadi pemadaman listrik di Pulau Kalimantan, khsusnya Kaltara. Oleh karena itu saya akan mendorong pembangunan PLTA 9.000 mega watt tersebut, supaya pasokan listrik di Kalimantan lebih baik lagi," pungkasnya.(BA/*)