NasDem Gelar FGD Soal Carut Marut Jiwasraya

JAKARTA (15 Januari): Fraksi Partai NasDem DPR RI menggelar Focus Grup Discussion (FGD) dengan tema Jiwasraya: Nasibku-Nasibmu Jua, Solusi Carut Marut Jiwasyara. Acara berlangsung di Gedung Nusantara II, Senayan Jakarta, Rabu (15/1).

FGD itu dihadiri anggota Fraksi NasDem DPR RI, Direktur Utama Jiwasraya Hexana Tri Sasongko, Auditor BPK I Nyoman Wara, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Mahendra Sinulingga, Komisaris Utama PT Liberty & General Ivan Rahardjo, Pimpinan OJK Moch Ihsanuddin.

Wakil Ketua Komisi VI DPR dari Fraksi NasDem Martin Manurung dalam keynote speechnya menyebut ada empat potensi penyimpangan dalam kasus gagal bayar PT Asuransi Jiwasraya. Salah satunya, potensi persekutuan kotor antara manajer investasi dengan emiten publik. 

"Bisa saja manajer investasi ke emiten yang merupakan milikinya, atau terkait dirinya, atau kelompoknya," kata Martin dalam FGD tersebut. 

Legislator NasDem itu mengatakan potensi penyimpangan berikutnya adalah tidak transparannya imbal hasil dari investasi tersebut. Menurutnya ada yang ditutupi atas imbal hasil sebenarnya dari proses investasi. 

Jadi ada potensi permufakatan jahat antara perusahaan pialang dengan manajer investasi. "Mendorong kliennya agar sering melakukan transaksi jual-beli," ujar politikus NasDem itu. 

Hal lain adalah adanya potensi para trader menggoreng saham dengan menaikkan atau menurunkan harga. Informasi yang diluncurkan semata untuk menaikkan atau menurunkan harga saham. 

"Tidak terkait fundamental perusahaan yang terdaftar di bursa," ujarnya.  

Martin mengusulkan sejumlah perbaikan untuk Jiwasraya. Ia mencontohkan, perbaikan mulai dari pemetaan regulasi industri keuangan Indonesia, hingga undang-undang serta peraturan menteri atau lembaga.

Politisi NasDem itu menjelaskan perlu adanya restrukturisasi BUMN hingga anak cucunya juga patut didukung. Utamanya, menyangkut jasa keuangan nonperbankan, jasa asuransi, manajer investasi, dan pialang.

"Revaluasi aset BUMN bidang jasa keuangan nonperbankan khususnya intangible aset," ujarnya. (EH/*)

Add Comment