Pemerintah Harus Intervensi Selamatkan Komoditas Rakyat
AMPANA (21 Januari): Calon Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng) Rusdy Mastura, yakin bisa memenangkan pemilihan gubernur (Pilgub) di Kabupaten Tojo Una-Una, Sulteng, setelah melihat respon masyarakat selama berada di kabupaten tersebut.
Rusdy mengemukakan itu saat menyampaikan orasi politik pada Konsolidasi dan Silaturahmi Partai NasDem Kabupaten Tojo Una-Una di Desa Urundaka di Uetoli, Kecamatan Ampana Tete, Tojo Una-Una, Senin (20/1) malam.
"Pada Pilgub tahun 2015, di kabupaten ini saya menang 60 persen. Insya Allah pada Pilgub yang akan datang, saya kembali mendapat kepercayaan masyarakat di kabupaten ini. Keyakinan ini, setelah saya melihat respon masyarakat selama saya berada di sini dan kesungguhan Partai NasDem mengurus semuanya," katanya.
Mantan Wali Kota Palu dua periode itu juga menyampaikan terima kasihnya pada Partai NasDem Tojo Una-Una atas segala hal yang sudah dilakukan hingga dia hadir dan bertatap muka langsung dengan kader Partai NasDem, simpatisan dan masyarakat di Tojo Una-Una.
"Saya hanya bawa badan hadir di tempat ini. Semua sudah disiapkan DPD Partai NasDem Tojo Una-Una. Karena itu, saya harus berterima kasih pada keluarga besar Partai NasDem, utamanya kepada Ketua DPD," ungkap politisi NasDem itu.
Berbagai gagasan disampaikan Rusdy Mastura pada tatap muka tersebut, terutama berkaitan dengan peran pemerintah dalam mengintervensi pasar agar harga komoditas rakyat tidak bergantung pada kehendak pasar.
"Saya tahu, se Sulteng ini orang mengeluhkan harga komoditas, terutama kelapa. Di situlah paradigma diuji. Jika hanya menyerahkan ke pasar, maka tidak akan ditemukan solusi," bebernya.
Komoditas rakyat baginya, tidak boleh sepenuhnya diserahkan ke pasar. Pemerintah harus hadir untuk menjaga stabilitas harga. Intervensi bisa dilakukan guna menyelamatkan komoditas rakyat.
"Orang lupa, bahwa kita punya undang-undang resi gudang. Kalau harga kelapa lagi anjlok, pemerintah gunakan itu," ujarnya bersemangat.
Berdasarkan teori pasar maka harga berkaitan dengan supplay and demand. Ketika supplay banyak maka harga akan turun. Sebaliknya kata dia, harga akan meroket kalau permintaan banyak sementara supplay sedikit.
"Intervensi itu pemerintah membeli, menggudangkan kelapa, mencari pasar, lalu melepasnya setelah harga membaik. Itu salah satu contoh intervensi," tutup Rusdy Mastura.(NasDem Sulteng/Hamdin/*)