Kawasan Pendidikan Harus Bebas Polusi

JAKARTA (26 Jakarta): Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta diminta menjauhkan lingkungan pendidikan dari polusi. Anjuran ini mengemuka terkait keberadaan lokasi pembuatan beton readymix (batching plant), di Jalan Mabes Hankam, Bambu Apus, Cipayung, Jakarta Timur. 

Lokasi pembuatan beton itu berada tak jauh dari lingkungan pendidikan Yayasan Nizamia Andalusia.

"Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 jelas menyatakan lahan sekolah harus terhindar dari potensi berbahaya yang mengancam kesehatan. Lahan juga harus terhindar dari gangguan-gangguan seperti pencemaran air hingga kebisingan," kata anggota DPR RI Dapil DKI Jakarta III, Ahmad Sahroni, melalui keterangan tertulis, Selasa (25/2).

Sahroni khawatir lokasi pembuatan beton itu mengganggu kegiatan belajar dan mengajar di lingkungan sekolah terdekat. Lampiran I huruf B poin 4 dan poin 6 Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 tentang Sarana dan Prasarana SD, SMP, dan SMA/Sederajat menyatakan lingkungan sekolah harus terbebas dari potensi bahaya, termasuk dari pencemaran udara, kebisingan, dan air. 

"Perizinan atas pembangunan yang berdekatan dengan lokasi sekolah seharusnya menyertakan persyaratan di dalam permendiknas tersebut," kata legislator Partai NasDem itu.

Yayasan Nizamia Andalusia mengajukan keberatan atas pembangunan lokasi khusus pembuatan beton readymix di samping bangunan sarana pendidikan di Jalan Mabes Hankam. Keberatan itu disampaikan melalui surat permohonan yang ditujukan kepada Pemprov DKI Jakarta dan Kodam Jaya selaku pemilik lahan lokasi pembangunan.

Yayasan Nizamia Andalusia menghitung, lokasi pembuatan beton itu hanya berjarak sekitar 20 meter dari lokasi sekolah. Yayasan ini memiliki siswa sebanyak 1.061 orang yang terdiri atas siswa pendidikan anak usia dini sebanyak 239 siswa, siswa pendidikan dasar (682 siswa), dan siswa pendidikan menengah pertama termasuk santri penghafal Alquran (140 siswa).

Keberatan ini juga didukung wali murid yang diketuai Della Sabrina Irfan. Pasalnya, PT Solusi Bangun Indonesia sebagai pemilik pabrik tidak dapat memberikan jaminan atas hal-hal krusial seperti penurunan kualitas udara, peningkatan kebisingan, penurunan kualitas air tanah, dan potensi limbah padat dan B3 atas ceceran oli maupun cairan kimia yang menurunkan kualitas tanah. 

"Sekolah itu telah beroperasi sejak 2014. Pembangunan yang dilakukan di sekitarnya seharusnya memperhatikan aspek lingkungan sekolah yang keseluruhan peserta didiknya merupakan anak-anak," kata Sahroni yang juga merupakan bagian dari wali murid.

Ketua Yayasan Nizamia Andalusia, Fatma Fadjarrini, berharap ada solusi atas persoalan ini. 

"Kami hanya ingin lingkungan sekolah yang bersih, indah, tertib, rindang, dan memiliki penghijauan yang memadai."(BA/*)

Add Comment