Pancasila di Rumahku Proyek Kecil MPR RI untuk Bangunan Kebangsaan
SURABAYA (9 Maret): Pancasila yang digadang sebagai ideologi negara dan pedoman kebangsaan kembali mendapat semangat baru. Sejak lahirnya dalam narasi besar yang disampaikan founding fathers, Pancasila identik dengan narasi yang dibuat oleh penguasa.
Seperti halnya Soekarno yang menginterpretasikan Pancasila menurut pemahamannya dalam proyek besar kebangsaan, nation state. Selanjutnya, Soeharto juga menggunakan narasi Pancasila ala kekuasaannya untuk membungkam daya kritis warga. Kini, tumbuh anggapan bahwa Pancasila digunakan justru untuk penegasan perbedaan antara kelompok yang mengaku Pancasilais dan mereka yang dianggap anti Pancasila dengan berbagai stigma.
Hal ini terungkap dalam peresmian dimulainya gerakan 'Pancasila di Rumahku' di Rumah Cokro, Peneleh, Kota Surabaya, Jawa Timur.
Dalam sambutannya, anggota MPR dari Fraksi NasDem, Willy Aditya, mengatakan narasi Pancasila yang sejatinya diambil dari saripati kehidupan warga nusantara, kini makin tergerus. Seolah-olah, Pancasila hanya milik elite dan alat bagi kekuasaan.
“Gerakan Pancasila di Rumahku ini semacam proyek kecil kebangsaan. Kita bangun kembali narasi besar Pancasila dari narasi-narasi kecil keseharian warga. Ini proyek bersama,” katanya pada pembukaan acara itu, Minggu (8/3).
Legislator NasDem itu menyampaikan, ada tanggung jawab moral besar baginya sebagai anggota MPR yang telah difasilitasi negara untuk membangun kembali keeratan warga. Dari keeratan inilah, menurutnya, akan terbangun narasi-narasi besar kebangsaan. Karena itu, sosialisasi empat konsensus kebangsaan harus dilakukan dengan cara-cara yang lebih mewarganegara.
“Sosialisasi pilar kebangsaan harus dengan metode kekinian yang jauh lebih dapat diterima warga. Konten bisa disampaikan dan diterima dengan baik jika metode yang digunakan pun sesuai. Inilah alasan mengapa saat ini saya memilih metode bercerita melalui berbagai media, yakni tulis, video, audio. Warga punya narasi dari kesehariannya tentang Pancasila, kita fasilitasi itu,” jelasnya.
Willy menambahkan, nantinya narasi yang dibuat oleh warga akan dikumpulkan dan diunggah di laman khusus www.bumipancasila.id. Selain itu dia juga ingin menambah semangat warga untuk ikut serta bernarasi dengan cara-cara yang kreatif.
“Lomba membumikan Pancasila di rumahku ini nantinya akan memberikan insentif bagi pembuat narasi yang dinilai memiliki otentisitas dan dapat memberikan kontekstualisasi Pancasila dengan semangat zamannya. Semua karya sangat berharga dan akan diunggah sebagai narasi bersama di laman www.pancasiladirumahku.com," jelasnya.
Legislator asal Dapil Jawa Timur XI ini pun berharap, dari narasi Pancasila yang disampaikan oleh warga, maka akan terbangun narasi besar yang orisinal dari warga.
“Ragam narasi yang nantinya diterima itulah narasi warga tentang Pancasila dalam sanubarinya, sehingga Pancasila itu benar merupakan milik warga dalam rangka hidup persama,” pungkasnya.(BA/*)