NasDem Dorong Sultan Hamid II Jadi Pahlawan Nasional

PONTIANAK (12 Juli): Pencipta lambang Negara Indonesia, burung Garuda, adalah Sultan Hamid II dan tidak ada lagi pencipta lambang Negara Indonesia yang lainnya. Penegasan tersebut disampaikan Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar), Sutarmidji di Pontianak, Kalbar, Sabtu (11/7).

Sutarmidji menyampaikan itu ketika membuka dan menjadi pembicara pengantar dalam Seminar Nasional ‘Quo Vadis Makna Kepahlawanan di Indonesia Mengukuhkan Keindonesiaan Melalui Pengusulan Sultan Hamid II sebagai Pahlawan Nasional’. Seminar itu digelar atas kerja sama Badan Pengkajian MPR RI, Fraksi Partai NasDem MPR RI dan DPW NasDem Kalbar.

“Secara de facto dan de jure, pencipta lambang negara sudah diakui negara. Cuma perjuangan politiknya perlu diungkap dalam satu produk hukum,” ujar Sutarmidji dalam seminar yang juga dilangsungkan secara virtual itu. 

Ia menyebutkan bahwa pencipta Lagu Kebangsaan dan penjahit bendera Merah Putih disebutkan dalam produk hukum. Untuk Sultan Hamid II tentu juga bisa karena secara yuridis pencipta lambang negara sudah diakui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

“Sebenarnya juga bahwa penjahit bendera Merah Putih, Ibu Fatmawati benar namun ide Merah Putih itu siapa. Itu perlu diungkap juga. Kemudian soal Sultan Hamid sudah jelas perancang lambang negara, burung Garuda, namun butuh produk hukum dan perjuangan politik lagi. Padahal secara de facto dan jure beliau penciptanya,” ungkapnya.

Sutarmidji menyebutkan bahwa fakta sejarah mestinya perlu diungkap, bukan ditutupi. Sejarah tidak perlu ditutupi kebenarannya.

“Perjuangan pengajuan Sultan Hamid II untuk diusulkan sebagai pahlawan dilakukan sejak 1999. Terdapat sejumlah rangkaian kegiatan dilakukan dan kini seminar. Ini sebetulnya yang ditunggu. Sekarang tinggal perjuangan politik di Senayan dan kepada perwakilan kita untuk memperjuangkannya,” tegas Gubernur Sutarmidji.

Sekretaris Fraksi NasDem MPR RI yang juga Ketua DPW NasDem Kalbar, Syarief Abdullah Alkadrie dalam sambutanya mengatakan, Fraksi NasDem MPR RI memiliki keinginan untuk meluruskan terkait sejarah. Secara de jure Sultan Hamid melalui Surat Keputusan Tinggi Menteri Kebudayaan sudah diputuskan bahwa beliau merupakan perancang lambang negara.

"Saya kira kita tidak akan mencari siapa yang salah dan yang benar, tapi tentu kita perlu meluruskan melalui seminar ini dengan fakta-fakta yang ada," jelas Syarif. 

Syarief menguraikan, seminar nasional tersebut untuk menggali dan meluruskan jejak sejarah Sultan Hamid II, karena adanya perbedaan persepsi yang muncul di tengah masyarakat. 

"Sultan Hamid II sudah diakui negara sebagai perancang lambang negara burung Garuda. Sultan Hamid II juga tidak terlibat dalam peristiwa Westerling. Sehingga Fraksi Partai NasDem di DPR dan MPR akan terus mendorong agar Sultan Hamid II ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional,” tegasnya.

Hadir dalam seminar tersebut pembicara utama yang dianggap mumpuni menjelaskan sejarah tentang lambang negara.  Selain Gubernur Kalbar Sutarmidji dan Sekretaris Fraksi NasDem MPR, H Syarif Abdullah Alkadrie, hadir pula anggota DPR RI dari NasDem Charles Meikyansah dan Yessy Melania. Sebagai moderator adalah peneliti lambang negara burung Garuda, Turiman Faturrahman Nur. Sedangkan narasumber pembanding adalah sejarawan Mahendra Petrus, peneliti Sultan Hamid II, Anshari Dimyati, budayawan Ridwan Saidi, dan Meutia Hatta.(Mustofa/*)

Add Comment