RI Diharap Manfaatkan Turki Masuk ke Pasar UE
JAKARTA (17 Juli): Ketua Grup Kerja Sama Bilateral (GKSB) Indonesia–Turki DPR RI, Muhammad Farhan dari Fraksi Partai NasDem, mendukung penyelesaian perundingan perdagangan bebas Indonesia – Turki (IT CEPA) untuk menggenjot kerja sama ekonomi kedua negara. Indonesia berharap dapat memanfaatkan peluang pasar Turki dan posisi strategisnya sebagai hubungan ke pasar Uni Eropa (UE) serta kawasan sekitarnya.
“Salah satu agenda penting yang perlu kita perhatikan adalah masalah kecilnya skala ekonomi antar dua negara. Jadi secara portofolio kita sama-sama belum signifikan,” ujar Farhan seusai pertemuan antara GKSB DPR RI – Parlemen Turki dengan Direktur Eropa 3 Kementerian Luar Negeri di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (16/7).
Pertemuan tersebut membahas perkembangan hubungan kerja sama antara Indonesia dan Turki. Farhan mengatakan, sejak 2012, RI memiliki neraca perdagangan surplus terhadap Turki. Pada tahun 2019, total nilai perdagangan Indonesia dan Turki mencapai US$1,48 miliar dengan surplus di pihak Indonesia sebesar US$804,39 juta. Namun, nilai perdagangan Indonesia – Turki masih belum mencerminkan potensi ekonomi kedua negara.
Legislator NasDem itu mengungkapkan salah satu penyebab potensi ekonomi kedua negara belum optimal, karena belum memiliki instrumen pengurangan hambatan tarif dan nontarif serta fasilitasi dan perangkat perlindungan penanaman modal (investasi). Karena itu, ia mendorong perundingan Indonesia–Turkey Comprehensive Economic Partnership Agreement (IT CEPA) untuk segera diselesaikan.
“Kami di GKSB Turki ingin melihat kemajuan yang signifikan dan berharap pemerintah segera memfinalkan beberapa poin penting di IT – CEPA yang nantinya akan menjadi payung hukum dari perjanjian kerja sama ekonomi Indonesia – Turki,” jelas anggota Komisi I DPR RI Fraksi NasDem dari dapil Jawa Barat I itu.
Legislator NasDem itu juga mengatakan, Indonesia diharapkan dapat memanfaatkan peluang pasar Turki dan posisi strategisnya ke pasar UE serta kawasan sekitarnya. Begitu juga sebaliknya diharapkan investasi Turki ke Indonesia akan terus meningkat. Menurut Farhan, Indonesia bisa menjadi tujuan FDI (Foreign Direct Investment) Turki. Mengingat, potensi serapan pasar domestik yang cukup besar, terutama untuk produk high technology.
Selain sektor ekonomi, tambah Farhan, diharapkan juga terjadi penguatan kerja sama industri pertahanan, di antaranya pengadaan alutsista. Indonesia – Turki sudah memiliki MoU tentang Kerja Sama Industri Pertahanan sejak 2010 dan sudah berhasil mengembangkan bersama tank Harimau (Medium Weight Tank), yang merupakan kerja sama antara PT Pindad dengan FNSS Turki.
Farhan menegaskan, GKSB Turki DPR sebagai salah satu platform untuk menjalankan diplomasi parlemen akan senantiasa menjalin komunikasi yang baik dengan Parlemen Turki guna mendorong interaksi dagang yang lebih intensif di masa depan.
“Indonesia dan Turki memiliki hubungan yang baik dalam kerja sama regional maupun global. Karenanya, diplomasi parlemen sebagai diplomasi pendukung diharapkan bisa menjalin komunikasi politik dengan mitra setara di negara sahabat khususnya di Turki, ” imbuhnya. (dpr.go.id/ann/sf/*)