Lisda Dukung Pembangunan Pabrik Pewarna Batik

PAINAN (1 September): Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat (Sumbar) pada tahun depan memiliki pabrik pengelola getah gambir sebagai bahan baku pewarna batik lumpo. Rencananya pabrik dibangun di Kecamatan IV Jurai, Pesisir Selatan.

Pembangunan pabrik tersebut akan menggunakan anggaran dari Kementerian Perindustrian dengam biaya sebesar Rp7,5 miliar.

Hal tersebut dibenarkan Lisda Hendrajoni, anggota DPR RI dari Partai NasDem asal Sumbar I, saat melakukan kunjungan dapil di Pesisir Selatan, Senin (31/8).

“Insya Allah pelaksaaan pembangunan pabrik getah gambir sebagai bahan baku pewarna batik akan dimulai pada tahun depan melalui anggaran APBN Kementerian Perindustrian,” kata Lisda di Painan, Pesisir Selatan.

Legislator NasDem itu juga menyebutkan, getah gambir yang diproduksi akan digunakan untuk mendukung beberapa usaha kerajinan batik di daerah tersebut. Selain itu kehadiran pabrik juga untuk meningkatkan harga jual getah gambir yang semakin lesu.

“Kita sudah berkoordinasi dengan pemerintah setempat, untuk melaksanakan pembangunan dan responnya cukup bagus. Karena keberadaan pabrik ini tentunya akan berpengaruh bagi perekonomian masyarakat, terutama para petani gambir,” kata Lisda yang juga Ketua Dekranasda Pesisir Selatan.

Anggota Komisi VIII DPR RI itu juga mengatakan, kualitas getah gambir, tidak hanya dimanfaatkan sebagai pewarna, namun juga bisa digunakan sebagai bahan konsumsi obat-obatan, kosmetik, dan lain sebagainya.

Selain untuk mendongkrak harga getah gambir, kualitas pewarna dari getah gambir bisa menjadikan harga jual batik yang diproduksi perajin lebih baik. Sebab, warna yang digunakan perajin bebas dari bahan kimia.

Lisda Hendrajoni yang juga dinobatkan sebagai Bunda Etnik Indonesia Tahun 2019 menjelaskan bahwa Pesisir Selatan kaya akan pengrajin dan motif batik. Tidak saja batik lumpo di Kecamatan IV Jurai, di daerah tersebut juga terdapat batik mande rubiah di Kecamatan Lunang.

"Motif-motif ini terinspirasi dari perpaduan klasik yang terdapat pada naskah kuno Rumah Gadang Mande Rubiah di Tapan. Namun, dari ribuan motif yang ada pada naskah kuno tersebut, baru empat motif yang diperkenalkan ke publik, sementara yang lainnya bakal diadopsi secara bertahap," tutur Lisda.

Selain pembangunan pabrik tersebut, Pemerintah Pusat berencana membangun 40 unit rumah di Lumpo yang bakal ditempati para perajin batik. (Bee/*)

Add Comment