Generasi Muda Harus Mampu Beradaptasi Hadapi Perubahan
JAKARTA (30 September): Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat mengajak generasi muda untuk selalu belajar agar mampu beradaptasi menghadapi berbagai perubahan yang terjadi di masa depan.
"Jangan berhenti menjadi seorang pembelajar, karena seorang pembelajar akan selalu bisa mendapatkan jawaban atas masalah-masalah yang dihadapinya," kata Lestari Moerdijat, saat menjadi narasumber secara virtual dalam diskusi bertema Disrupsi dan Pandemi: Tantangan Bagi Kaum Muda, di depan anggota Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Bandung, Jawa Barat, di Hotel Papandayan, Bandung, Selasa (29/9).
Selain Lestari, diskusi yang dimoderatori Luthfi Assyaukanie, Tenaga Ahli Wakil Ketua MPR RI itu, juga menghadirkan Enggartiasto Lukita, Menteri Perdagangan periode 2016-2019 yang juga aktivis pengurus GMKI Jawa Barat, Willy Aditya, Wakil Ketua Badan Legislatif DPR RI Periode 2019-2024 yang juga Ketua Font Mahasiswa Nasional -2003, Muhammad Farhan, anggota Komisi 1 DPR RI periode 2019–2024, Muhammad Fajrin Rasyid, Direktur Digital Bisnis PT Telkom Indonesia, dan Mirdal Akib, CEO Media Group sebagai narasumber.
Menurut Rerie, panggilan akrab Lestari, untuk beradaptasi dengan kondisi dimana banyak terjadi perubahan di berbagai sektor, bangsa Indonesia sebenarnya sudah memiliki modal dasar untuk menghadapinya.
Karena, kata Legislator NasDem itu, bangsa Indonesia memiliki empat konsensus kebangsaan yakni Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika.
Nilai-nilai yang terkandung dalam Empat Konsensus Kebangsaan itu, seperti solidaritas, gotong royong, kedermawanan dan persatuan bangsa, kata Rerie yang juga anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi NasDem itu, mampu menjadi jawaban atas berbagai perubahan yang terjadi.
Bagaimana nilai-nilai itu bisa direalisasikan dalam bentuk tindakan untuk mewujudkan cita-cita bangsa, Legislator Partai NasDem itu menegaskan, harus ada niat dari setiap anak bangsa untuk mewujudkannya.
"Kita harus mengubah setiap narasi kebangsaan itu menjadi perintah bagi setiap diri kita untuk mewujudkan tujuan bersama kita yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia yang adil dan makmur," ujar Legislator NasDem dari dapil Jawa Tengah II itu.
Menurut Rerie, tugas generasi muda dan setiap anak bangsa saat ini adalah memperpendek jarak antara nilai-nilai yang disepakati para pendiri bangsa dengan realita yang ada, lewat berbagai tindakan, gerakan dan karya yang nyata.
Menteri Perdagangan RI periode 2016-2019, Enggartiasto Lukita menegaskan, untuk menjawab berbagai dampak dari perubahan yang terjadi saat ini, kita harus menjadikan plurarisme atau keberagaman yang kita miliki menjadi sebuah kekuatan.
Selain itu, Enggartiasto mengajak agar generasi muda jangan hanya bisa mencari-cari kekurangan atau sisi negatif yang ada pada orang lain.
"Lebih dari itu kita juga harus bisa mencari berbagai peluang atas kekurangan yang terjadi. Berbagai peluang harus bisa kita ciptakan dan wujudkan bersama-sama untuk mengisi kekurangan yang ada," tegas mantan pengurus GMKI Jawa Barat itu.
Direktur Digital Bisnis PT Telkom Indonesia, Muhammad Fajrin Rasyid berpendapat, untuk menghadapi era perubahan dibutuhkan sumber daya manusia yang mengedepankan fleksibilitas dalam mindset dan behavior.
"Perubahan yang cepat membutuhkan perubahan mindset agar bisa cepat beradaptasi," jelas Muhammad Fajrin.
Pada 20 tahun mendatang, tambah Muhammad Fajrin, sangat dibutuhkan SDM yang mampu beradaptasi di era digital. Pada 2030 misalnya dibutuhkan sembilan juta tenaga IT.
Generasi muda, tegasnya, saat ini harus segera mempersiapkan diri agar mampu beradaptasi untuk menjawab kebutuhan tersebut.*