Restrukturisasi BUMN agar Fokus Menjaga Performa

YOGYAKARTA (3 Oktober): Langkah Kementerian BUMN membubarkan 14 perusahaan plat merah mendapat dukungan anggota Fraksi NasDem DPR RI, Subardi. Restrukturisasi BUMN dilakukan agar fokus menjaga performa BUMN, baik BUMN pengemban misi penugasan dari negara untuk melayani publik, BUMN yang murni untuk kepentingan bisnis negara, dan BUMN perpaduan antara penugasan dan bisnis.

“Restrukturisasi perlu dipercepat agar BUMN lebih ramping dan bisa berlari lebih cepat. Di banyak negara maju, jumlah BUMN hanya hitungan jari. Meski pengaturannya berbeda dengan Indonesia, perampingan lembaga perlu dilakukan untuk fokus pada core business-nya,” ujar Subardi dalam rilisnya, Sabtu (3/10).

Core business atau misi utama pada perusahaan BUMN sering kali berjalan tidak efektif. Salah satu pemicunya karena kebiasaan perusahaan plat merah memiliki anak cucu hingga cicit perusahaan. Belum lagi soal salah urus perusahaan. Biasanya ditutupi dengan suntikan anggaran.

“Ujung-ujungnya membebani (anggaran) negara. Ini penyakit kronis. Salah urus korporasi sering terjadi karena jumlah BUMN terlalu gemuk,” tegas Legislator NasDem dari dapil DIY itu.

Rencana restrukturisasi BUMN disampaikan Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga dalam diskusi virtual pada Senin (28/9) lalu. Ada 14 perusahaan yang akan dibubarkan, di antaranya PT Merpati Nusantara Airlines (Persero). Subardi selaku anggota Komisi VI DPR yang bermitra dengan Kementerian BUMN mengapresiasi langkah itu. 

“Dalam rapat-rapat di Komisi VI DPR, saya selalu mendorong langkah Kementerian BUMN untuk membubarkan, melikuidasi, atau merestrukturisasi perusahaannya,” tandas Subardi yang juga Ketua DPW NasDem DIY itu.

Sejak kepemimpinan Erick Thohir, Kementerian BUMN telah merestrukturisasi 35 BUMN. Kini jumlah perusahaan negara tersisa 107 dari sebelumnya 147. Subardi juga mengingatkan perlunya perampingan dengan cara pembagian klaster.

“Ke depan, strategi perampingan juga perlu dengan mempercepat pembagian klaster BUMN. Misalnya klaster energi, klaster pangan, klaster farmasi, klaster keuangan, klaster telekomunikasi, dan klaster perhubungan. Ini penting untuk mendukung performa korporasi,” tegas Legislator NasDem itu.(Nizar/*)

Add Comment