a

Lestari Moerdijat Terima Penghargaan Ibu Tangguh dari Senayan

Lestari Moerdijat Terima Penghargaan Ibu Tangguh dari Senayan

JAKARTA (22 Desember): Wakil Ketua MPR RI dari Fraksi NasDem, Lestari Moerdijat, menerima penghargaan Ibu Tangguh dari Senayan bersama Ketua DPR RI, Puan Maharani dan anggota DPD RI, Gusti Kanjeng Ratu Hemas. Penghargaan tersebut diberikan Garnita Malahayati NasDem dalam memperingati Hari Ibu Nasional yang jatuh pada tanggal 22 Desember. 

Pemberian penghargaan dilaksanakan di Ballroom Ruang Rimbawan 1 Gedung Manggala Wanabakti, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (22/12).

Dalam sambutannya, Lestari Moerdijat yang kehadirannya diwakili Lia Eldest Sihotang, melalui rekaman video mengatakan, perempuan, dilahirkan dengan naluri kepekaan, kepedulian, mampu melakukan bermacam pekerjaan secara bersamaan dan terbiasa berpikir detail. 

‘’Perempuan dengan naluri keibuannya memiliki sifat menjaga dan sebagai bagian dari kesehariannya,’’ kata Lestari Moerdijat. 

Belajar dari para tokoh perempuan yang meninggalkan inspirasi dan warisan kepemimpinan, kata Rerie panggilan akrab Lestari, perempuan masa kini bisa melakukan banyak hal dan membuat lompatan-lompatan besar.

Sejarah mencatat, kata Rerie, perempuan Nusantara jauh sebelum masa kemerdekaan berhasil melakukan banyak hal luar biasa. 

‘’Kita mengenal Ratu Shima, Ratu Kalinyamat, Laksamana Malahayati, RA Kartini, Cut Nyak Dhien, SK Trimurti hingga Tri Mumpuni dan Adi Utarini yang baru-baru ini mendapatkan penghargaan sebagai perempuan muslim berpengaruh di dunia,’’ kata Legislator NasDem itu.

Selain itu, tambah Rerie yang juga anggota Komisi X DPR RI tersebut, atas prakarsa para perempuan pejuang pergerakan kemerdekaan pada 22-25 Desember 1928, diselenggarakan Kongres Perempuan Indonesia yang pertama kali di Yogyakarta dan terbentuklah Perikatan Perkoempoelan Perempoean Indonesia (PPPI).

Melalui PPPI itulah, lanjut wakil rakyat dari dapil Jawa Tengah II (Jepara, Kudus, Demak) tersebut, terjalin kesatuan semangat juang kaum perempuan untuk secara bersama-sama dengan kaum laki-laki berjuang meningkatkan harkat dan martabat bangsa Indonesia menjadi bangsa yang merdeka.

Dan peringatan Hari Ibu di Indonesia untuk mengenang momentum  22 Desember 1928, kala pertama kalinya digelar Kongres Perempuan Indonesia itu.

Menurut Rerie, perjuangan perempuan menjadi inspirasi untuk kemajuan bangsa. Di era postmodern, kesetaraan bermuara pada subyektivisme. Perempuan dan laki-laki adalah subyek yang sama.

Kini saatnya kita, perempuan Indonesia melakukan lompatan-lompatan besar, mengambil peran dan aktif dalam dinamika berbangsa dengan mengedepankan nilai Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.

Perempuan Berdaya, Indonesia Maju. Selamat Hari Ibu.(*)

Add Comment