a

Hermawi Taslim, Bebas dan Merdeka

Hermawi Taslim, Bebas dan Merdeka

TAK
ada satu pun yang menyangka ia akan terjun ke dunia politik. Hermawi
Taslim kini dikenal sebagai salah satu politisi senior di Indonesia.
Kiprahnya di jagat politik dimulai dari kisah perjumpaannya dengan tokoh
Nahdlatul Ulama (NU) KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

Memiliki
latar belakang pendidikan hukum, pria kelahiran Padang 6 Oktober 1961
ini memilih jalur advokat sebagai ladang baktinya bagi masyarakat. Ia
menjabat sebagai staf ahli di Taslim and Associates, sebuah lembaga
advokasi yang ia dirikan bersama rekan sejawatnya. 

Taslim
— begitu ia biasa disapa — ialah pribadi yang dinamis dan gemar
membaca, tak jarang Taslim menghabiskan waktu luangnya di perpustakaan
pribadi miliknya sendiri. Koleksi buku yang ditata rapi menjadi
pemandangan indah di rumah Taslim. Tidak kurang dari 6.500 judul buku
menghiasi ruang bacanya itu.

Pemilik nama
lengkap Hermawi Fransiskus Taslim ini juga merupakan pribadi yang
religius. Mengawali pagi dengan berdoa bersama keluarga sebelum memulai
aktivitas kesehariannya telah menjadi rutinitas Taslim sejak awal
pernikahan.

Sebelum memutuskan bergabung dengan
partai politik, Taslim lebih dulu melewati pergulatan yang hebat.
Perjumpaannya dengan Gus Dur di Bali membuka cakrawala berpikir Taslim.
Baginya tujuan berpolitik itu adalah untuk kesejahteraan bersama.  

"Tidak
penting apa agamamu dan sukumu. Kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang
baik untuk orang lain, orang tidak pernah tanya agama dan sukumu,"
ungkap Taslim.

Mantan staf ahli MPR RI ini juga
dikenal sebagai salah satu pendiri Partai Keadilan Bangsa. Puluhan
tahun Taslim bersahabat dengan KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.
Banyak pelajaran yang membekas dalam diri Taslim. Di antaranya adalah
semangat menjunjung tinggi konstitusi di mana setiap warga negara
memiliki hak yang sama dan tidak boleh dibeda-bedakan.

"Gus
Dur itu selalu ingin mengedepankan konstitusi, karena dalam konstitusi
kita tidak dibedakan antara minoritas dan mayoritas," papar Taslim.

Konflik
yang terjadi di tubuh Partai Keadilan Bangsa membuat Taslim harus
mengambil sikap. Bahkan keluarga memintanya untuk segera meninggalkan
segala bentuk aktivitasnya dari dunia kepartaian. 

Taslim
yang pernah mengenyam pendidikan di salah satu partai politik di Jerman
ini akhirnya menyatakan diri bergabung dengan Partai NasDem. Langkah
ini ia ambil setelah kembali mengalami pergulatan pemikiran yang
panjang. Pasalnya banyak partai yang juga bernapas nasionalis
mengajaknya bergabung. 

"Saya ke NasDem, karena mengusung tema perubahan. Itu yang saya cocok," kata Hermawi.

Ia memilih bergabung dengan Partai NasDem lantaran partai pengusung Gerakan Restorasi Indonesia ini sesuai dengan idealismenya. 

"Saya
ingat Gus Dur pernah sampaikan tidak ada yang abadi di dunia ini
kecuali perubahan dan saya rasa semangat itu sama dengan yang ada di
Partai NasDem," kata Taslim.

Saat ini Taslim menjabat sebagai Wakil Sekjen DPP Partai NasDem Bidang Organisasi, Keanggotaan dan Kaderisasi (OKK).

Add Comment