Partai NasDem, Sulawesi Utara, dan Gerakan Perubahan
Oleh: Amato Assagaf
SEBAGAI partai yang menjagokan politik gagasan, ada banyak gagasan yang bisa dibicarakan dari Partai NasDem. Dalam hubungannya dengan Sulawesi Utara hari ini, gagasan yang paling menarik dan paling penting untuk kita bicarakan adalah perubahan.
Partai NasDem menyebut gagasan ini dalam frasa “gerakan perubahan” dan itu memiliki maknanya tersendiri. Yang paling sederhana adalah makna langsung bahwa, pada partai ini, perubahan ditandai sebagai sebuah gerakan.
Artinya, pertama, ia bersifat praktis atau sesuatu yang dipraktekkan. Kedua, dan mungkin ini yang lebih penting, perubahan adalah apa yang harus dilakukan Partai NasDem. Sebagai gerakan, perubahan adalah identitas ideologis partai ini.
Konsekuensinya, tanpa gagasan perubahan, gerakan politik Partai NasDem akan kehilangan identitasnya. Sebentuk identitas yang ditandai oleh dinamika. Baik istilah “gerakan” maupun “perubahan” dua-duanya membayangkan dinamika.
Ada yang harus terus bergerak di dalam partai ini dan, dalam gerakan itu, ada yang harus terus berubah. Dalam model dinamis ini, perubahan adalah kritik atas situasi hari ini yang belum baik dan keinginan yang kuat akan hari esok yang lebih baik.
Dengan pengertian seperti itu, “gerakan perubahan” menjadi kewajiban yang tidak boleh tidak bagi kemajuan bangsa ini. Dan, secara positif, ia juga adalah keharusan sejarah. Diam berarti mati, tak berubah berarti tertinggal.
Setelah reformasi, Sulawesi Utara (Sulut) adalah salah satu provinsi di Indonesia yang ditandai oleh dinamika gerakan dan perubahan. Dari mulai pemisahan Gorontalo yang berdiri sebagai provinsi sendiri di luar Sulut, hingga pemekaran wilayah kota/kabupaten yang menyebar di provinsi ini.
Akan tetapi, sebagaimana situasi Indonesia secara umum, gerakan dan perubahan di Sulawesi Utara kebanyakan berlangsung hanya sebagai letupan aksi-reaksi. Tidak ada yang benar-benar bergerak hingga tidak ada yang benar-benar berubah.
Kita melihat ada yang seakan berubah di permukaan, tap pada saat yang sama, selalu ada yang tidak berubah. Karenanya, ada yang selalu terasa hilang dari perubahan di Sulawesi Utara. Apa itu?
Yang hilang itu adalah perubahan substansial, perubahan pada tingkat yang jauh lebih penting. Contohnya, kita melihat para pemimpin yang datang dan pergi dalam perubahan yang sangat cepat, tapi kita tidak menyaksikan perubahan pola kepemimpinan.
Dalam hal ini, yang berubah hanya orang tapi sistemnya tetap sama. Dan model perubahan seperti inilah yang terus kita saksikan sejak munculnya gerakan reformasi yang menumbangkan Orde Baru.
Maka saat Partai NasDem lahir dari puing-puing reformasi ini, ia lahir dengan gagasan perubahan. Kenapa? Karena gagasan itulah yang merupakan jawaban atas permasalahan bangsa saat ini, baik di Indonesia maupun di Sulawesi Utara.
Lalu apa yang unik dari gagasan perubahan Partai NasDem dan hubungannya dengan Sulawesi Utara hari ini? Pertama, seperti yang sudah disebutkan di atas, pada Partai NasDem perubahan adalah sebuah gerakan.
Artinya, perubahan dipahami sebagai bagian inheren dari partai itu sendiri dan dilakoni sebagai gerak politik partai. Dalam hal ini, perubahan bukan sesuatu yang ditempelkan dari luar atau ditemukan kemudian, misalnya, sebagai isu politik.
Maka, bukan hanya dinamis, model perubahan sebagai gerakan juga menunjukkan adanya hasrat yang begitu kuat akan dimensi aksi dari gagasan perubahan itu. Di sini, perubahan dilakukan bukan hanya dibicarakan.
Kedua, tidak ada alasan bagi sebuah partai yang memilih perubahan sebagai gerakan politiknya untuk tidak menentukan sasaran perubahan. Partai NasDem, dalam konteks ini, tahu benar beda antara perubahan substansial dengan artifisial.
Antara perubahan yang ‘seolah-olah’ dengan perubahan yang sesungguhnya. Bahkan, lebih dari itu, antara perubahan yang hanya menjadi aspirasi sekelompok elite dengan perubahan yang dibutuhkan bangsa ini.
Karenanya, saat seluruh elemen politik lain masih melihat perubahan sebagai jargon politik, Partai NasDem telah menciptakan serangkaian gagasan bagi “gerakan perubahan” yang menjadi identitas ideologisnya.
Dan rangkaian politik gagasan yang menjadi penopang gerakan perubahan inilah yang membentuk ciri Partai NasDem yang tidak bisa dibandingkan dengan partai lainnya. Lalu apa yang dibutuhkan Sulawesi Utara dari Partai NasDem?
Sulit untuk menjawab pertanyaan itu dalam sebuah tulisan singkat semacam ini. Tapi sebuah tilikan barangkali bisa memberikan gambaran: Sulawesi Utara membutuhkan perubahan yang sesungguhnya.
Perubahan yang dilakukan, bukan hanya dibicarakan. Perubahan yang substansial dan bukan hanya artifisial. Dan, yang utama, perubahan yang nyata dan benar berdasarkan gagasan yang matang.
Kita di Sulawesi Utara perlu keluar dari model politik konservatif yang anti alternatif. Model ekonomi merkantilis yang tidak ramah terhadap pasar. Model budaya yang mencari identitas keindonesiaan dalam ketiadaan Indonesia.
Partai NasDem yang sadar dengan kebutuhan akan perubahan ini adalah partai yang tepat bagi elemen-elemen progresif di Sulawesi Utara. Dan sejauh rakyat mampu diyakinkan lewat pendidikan politik, Partai NasDem akan menjadi kekuatan politik penting di negeri nyiur melambai ini.
Dan itu berarti sesungguh-sungguhnya perubahan.*
SA Assagaf
Caleg DPRD Sulut dapil Manado