Kejutan Politik Mat Sun
Oleh: Adha Nadjemuddin *
AHMAD M Ali atau Mat Sun bikin sejarah baru dalam percaturan politik di Sulawesi Tengah. Mat Sun dan seluruh kekuatannya mengejutkan dunia politik. Resonansinya dahsyat.
Di era multi partai, Pemilu 2019, Mat Sun bersama NasDem-nya berhasil mencatat perolehan suara tertinggi berdasarkan hitung internal (real count), sekaligus mengantarkan dua calon legislatifnya ke Senayan. Bahkan berpotensi tiga kursi.
Informasi sementara, perolehan NasDem sudah mendekati 500 ribu suara. Mas Bendum, panggilan akrab Presiden Jokowi ke Mat Sun, menyumbang paling banyak suara. Disusul Rusdy Mastura.
Perolehan suara ini sangat mengejutkan. Merabas logika para analis politik lokal bahwa pada Pemilu 2019, sulit partai memperoleh dua kursi. Bahkan ada simulasi yang menggabungkan seluruh kekuatan internal partai dan personal tokoh berdasarkan hasil Pemilu 2014, hasilnya terasa sulit peroleh dua kursi.
Analisis itu terbantahkan. Gugur karena real count internal NasDem, bukan hasil quick count.
Selama saya menjadi jurnalis aktif, mengikuti perkembangan pilkada dan pemilu tidak ada perolehan suara partai untuk DPR RI sebanyak ini.
Apakah ini magnet Mat Sun atau NasDem?
Beberapa waktu sebelum pemilu, Mat Sun, tiga kali berdiskusi terbatas dengan saya. Selama itu pula, Mat Sun katakan, dirinya ingin membuktikan NasDem bisa mendapat dua kursi DPR RI dan mendominasi perolehan kursi di DPR provinsi dan kabupaten.
Menggaet Rusdy Mastura, ke NasDem hanyalah satu dari usaha itu. Sebagai petarung yang didukung dengan finansial, dirinya memperkuat mesin NasDem. Melengkapi seluruh sarana dan prasarana partai.
Ia menggaet para mantan aktivis bergabung ke NasDem. Mantan aktivis yang sudah teruji kadar kemampuan advokasinya itu ditempatkan di poros depan.
Tokoh-tokoh yang berpengaruh dan diidolakan banyak orang digandeng. Mereka ditempatkan di tengah sebagai pengayom dan motivator. Semangat berpolitik dibangun, sehingga tidak ada kader yang berpangku kaki.
Begitulah Mat Sun menyiapkan seluruh perangkat lunak dan keras untuk memenangkan pertarungan. Ia menyiapkan kuda-kuda pertahanan yang kokoh dan strategi menyerang yang terbuka.
Kantor partai dibangun megah. Kantor ini tidak saja sebagai dapur pengelola partai, tetapi sekaligus lambang kemegahan partai. Bus Mercy, super mewah lengkap dengan fasilitasnya diadakan untuk memudahkan mobilisasi pengurus partai. Ambulans supermewah, juga diadakan. Dan teramat banyak lagi fasilitas lainnya.
Mas Bendum, juga pandai membangun dialektika politik. Hubungan dengan karib kerabatnya tetap terjaga baik.
Karena itulah saya menduga, walau kelihatan di luar ada pertentangan politik dengan Longki Djanggola, selaku Ketua Gerindra dan H Arus Abdul Karim (Ketua
Golkar), tetapi persahabatan mereka tetap terjaga.
Di level nasional, Mat Sun turut diperhitungkan. Sejak melenggang ke Senayan, ia dipercaya NasDem menjadi ketua fraksi.
Di partai ia menjabat Bendum NasDem. Hubungannya dengan tokoh-tokoh level nasional tak diragukan lagi. Presiden Jokowi saja, memanggilnya Mas Bendum.
Jika hari ini NasDem meraup suara terbanyak, dan berkontribusi besar atas kemenangan Jokowi di Sulteng, bukanlah hasil dari kongko-kongko di warung kopi, tetapi kerja keras. Kerja keras dan cerdas tidak akan membohongi hasil.
Selamat dan sukses buat Ahmad M Ali dan seluruh jajaran NasDem Sulteng. Semoga berkah untuk Sulteng ke depan, berkah untuk Indonesia.*
Adha Nadjemuddin Wartawan Antara Sulteng