81% Pemilih PDIP Ingin Ahok Kembali Pimpin Jakarta

JAKARTA (22 Juli): Hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menyebut 81% pemilih PDIP ingin Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok terpilih kembali memimpin Jakarta. Tapi, Ahok sendiri malah ragu dengan hasil survei itu.

"Enggak tahu aku. Survei bisa berdebatlah. Survei kita bisa berdebat error berapa persen. Ah sudahlah," ucap Ahok di Balai Kota, Jakarta, Jumat (22/7).

Survei SMRC yang dirilis Kamis (21/7) itu juga menyebutkan Ahok menempati posisi teratas diikuti Yusril Ihza Mahendra dan Tri Rismaharini.

Sirojudin Abbas Direktur Program SMRC menjelaskan saat responden tidak diberi daftar nama maka hasil survei menunjukkan Ahok dipilih 36,6% responden, menyusul Yusril Ihza Mahendra 2,8% dan 54,4% responden tidak menjawab.

Ketika responden diberi daftar nama calon gubernur, maka hasil survei menunjukkan Ahok dipilih 53,4% responden, diikuti Yusril Ihza Mahendra 10,4% responden dan Tri Rismaharini 5,7% responden. Sedangkan Sandiaga Uno memperoleh 5,1% responden.

Meski 81% pemilih PDIP ingin Ahok kembali pimpin Jakarta,  nama Ahok tidak masuk dalam daftar lima calon gubernur dari PDIP yang dirapatkan di Kantor DPP PDIP, Jakarta, pada Kamis (21/7). Lima nama itu mengerucutkan dari 27 nama yang mendaftar dan mengikuti test di PDIP. Ahok sendiri memang tidak ikut proses penjaringan di PDIP.

"Kan saya enggak daftar. Cuma PDIP punya aturan, itu dimasukkan ke DPP, nanti DPP juga keluarin calon. Kaya gitu biasanya," jelas Ahok.

Kendati demikian, jika berniat, PDIP masih bisa mendukung Ahok dengan cara lain.

Keputusan akhir ada pada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri meski penjaringan sudah dilakukan. Megawati memiliki hak prerogatif untuk menunjuk calon.

Ahok mengungkapkan, ia tidak tahu soal urusan internal PDIP terkait Pilkada 2017. Namun Ahok memang dikenal merupakan salah satu orang yang dekat dengan Megawati.

Ahok memang belum memutuskan jalur yang mau dipakai untuk maju dalam Pilkada DKI pada 2017, apakah melalui jalur independen atau partai politik. Sejumlah aktivis yang tergabung dalam Teman Ahok telah mengumpulkan 1 juta KTP DKI sebagai kendaraan politik Ahok jika Ahok ingin maju dari jalur perseorangan atau independen. Namun Teman Ahok pun tidak ingin menyandera Ahok jika Ahok memutuskan maju melalui jalur partai politik. Tiga parpol telah menyatakan mendukung Ahok yakni pertama NasDem, diikuti Hanura dan terakhir Golkar. Ketiga parpol tersebut telah memenuhi syarat dukungan jika Ahok maju dari jalur parpol.*

 

Add Comment