Kementerian Kominfo Didesak Batasi Situs Negatif
JAKARTA (27 Agustus): Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Kresna Dewanata Phrosakh mengatakan pemerintah terus menyediakan internet bagi seluruh masyarakat, termasuk melalui program pemasangan Base Transceiver Station (BTS) di berbagai wilayah dan juga peluncuran satelit SATRIA.
“Di sisi lain, internet itu seperti pedang bermata dua. Harus pintar-pintar memilih konten yang positif," ujar Kresna dalam seminar Ditjen Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Ditjen Aptik Kemkominfo) bertajuk 'Literasi Digital dan Kreativitas: Pemanfaatan Ruang Digital untuk Produktivitas' secara virtual, Kamis (26/8).
Untuk itu, Legislator NasDem dari dapil Jawa Timur V (Kabupaten Malang, Kota Malang, dan Kota Batu) itu meminta kepada Kemkominfo untuk membatasi situs-situs negatif.
"Saya meminta kepada Kemkominfo untuk memblokir situs-situs negatif dan tidak sesuai dengan kebudayaan bangsa kita,” tukasnya.
Pasalnya, derasnya arus digital pada beberapa tahun belakangan menjadi alasan utama lahirnya sektor ekonomi baru di Indonesia. Salah satunya sebagai content creator yang telah dapat dijadikan profesi utama bagi sejumlah masyarakat Indonesia.
Pada kesempatan yang sama, Hari Prasetyo seorang pelaku industri kreatif, menyampaikan bahwa untuk menjadi content creator tidak hanya dengan kemampuan untuk memproduksi konten tersebut secara visual.
“Tetapi juga harus rajin update membaca berita untuk mengetahui apa yang sedang terjadi, dan juga menyaring mana yang bisa kita jadikan bahan. Ditambah pentingnya untuk memiliki karakter pribadi dalam berkarya” jelas ilustrator digital tersebut, yang sering melalui akun @harimerdeka ini.
Selain dua hal tersebut, Hari juga menyebutkan bahwa ada tiga hal utama yang saling berkaitan, yaitu kecepatan mengolah atau waktu, bahan atau ide yang mau diproduksi, serta kemampuan atau teknik yang dimiliki dalam berkreasi.
Namun sayangnya, tren ini kerap tidak tumbuh bersama dengan tingkat literasi masyarakat akan pentingnya keamanan data pribadi yang mencakup privasi data.
Devie Rahmawati selaku Tenaga Ahli Kementerian Kemkominfo menekankan bahwa selain berkreasi, masyarakat juga harus memahami pentingnya menjaga keamanan data pribadi.
“Harus pintar memilih mana yang mau kita tampilkan di internet. Tampilkan karya, jangan malah data-data pribadi yang bisa disalahgunakan orang”, tegasnya.
Tentunya, seluruh usaha untuk meningkatkan literasi digital di masyarakat secara menyeluruh itu akan percuma tanpa adanya akses internet yang merata di seluruh pelosok negeri.
Seminar Literasi Digital yang diadakan Ditjen Aptik Kemkominfo itu diadakan rutin guna memberikan edukasi kepada masyarakat dari berbagai latar belakang terkait pemanfaatan digital dan isu keamanan data pribadi.(RO/*)