Martin Minta Kemendag Stabilkan Harga Minyak Goreng
JAKARTA (2 Desember): Wakil Ketua Komisi VI DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Martin Manurung mendorong Kementerian Perdagangan (Kemendag) segera menggelar operasi pasar untuk meredam kenaikan harga minyak goreng di pasar. Masyarakat mengeluhkan harga minyak goreng yang terus naik.
“Perlu cepat dilakukan intervensi pasar. Kalau bisa minggu ini segera lakukan. Jangan ditunda-tunda,” ujar Martin seusai menghadiri Focus Group Discussion (FGD) Fraksi NasDem DPR dengan tema ‘Garuda: Bentangan Sayap Rapuh Di Atas Kepulauan Nusantara dan Dunia’ di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (1/12).
Legislator NasDem itu juga meminta Kemendag mencari solusi lain agar harga minyak goreng tidak terus naik menjelang Natal dan tahun baru (Nataru). Kenaikan harga minyak goreng bisa berdampak pada komoditi lain.
“Ada pengaruhnya untuk inflasi, tapi tidak sebesar beras,” ujarnya.
Martin menambahkan kenaikan harga CPO (Crude Palm Oil) dunia ikut mendorong naiknya harga minyak goreng dalam negeri dan produk turunannya.
“Selama ini harga CPO dunia anjlok, namun baru-baru ini melonjak. Tentu saja kenaikan harga CPO ini ikut dinikmati pula petani-petani sawit di daerah,” ungkapnya.
Legislator NasDem dari Dapil Sumatera Utara II (Labuhanbatu, Labuhanbatu Selatan, Labuhanbatu Utara, Tapanuli Selatan, Kota Padang Sidempuan, Mandailing Natal, Kota Gunungsitoli, Kota Sibolga, Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Toba Samosir, Nias Selatan, Samosir, Padang Lawas Utara, Padang Lawas, Nias, Nias Selatan, Nias Utara, dan Nias Barat) itu mengakui sejumlah petani sawit yang hanya memiliki lahan terbatas ikut bersuka cita dengan naiknya harga CPO.
“Petani sawit daerah pemilihan saya ikut senang. Namun saya juga tidak menampik bahwa perusahaan besar ikut pula menikmati,” imbuhnya.
Kenaikan harga minyak goreng ternyata disebabkan beberapa faktor. Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, Oke Nurwan menyebutkan, faktor pertama penyebab harga minyak goreng meroket ialah adanya penurunan pasokan bahan baku minyak goreng.
Faktor kedua, tambah Oke, adalah adanya krisis energi di beberapa negara. Cina, India, dan beberapa negara di Eropa tengah mengalami hal tersebut.(RO/*)