Sri Wahyuni Ingatkan Pentingnya Pemeliharaan Infrastruktur Pasca Pembangunan

BANDUNG (9 Desember): Anggota Fraksi NasDem DPR RI Hj. Sri Wahyuni mengingatkan pentingnya aspek pemeliharaan infrastruktur pasca pembangunan. Persoalan kebersihan dan biaya operasional menjadi beberapa hal yang mesti jadi perhatian.

Penekanan tersebut disampaikan Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Ponorogo itu di sela-sela kunjungan kerja Komisi V DPR RI di Terminal Leuwi Panjang, Bandung, Kamis (9/12).

“Melakukan pembangunan seperti terminal, bandara maupun pelabuhan adalah semangat kita di Indonesia ini tetapi yang sering dilalaikan adalah perawatan atau pemeliharaan setelah dibangun. Jadi setelah jadi terminal ini saya mohon kepada yang bertanggung jawab atas terminal ini nanti jangan disepelekan soal perawatannya dalam hal apapun. Saya rasa pemeliharaan dan perawatan harus terus dilaksanakan,” ucap Sri Wahyuni, saat dihubungi dari Jakarta.

Istri Bupati Ponorogo, Ipong Muchlissoni itu memberi contoh persoalan kebersihan yang sering diabaikan, yakni toilet. Menurut dia, seringkali toilet yang awalnya bersih lalu setelah sekian lama kurang mendapat perhatian berubah menjadi kotor dan tidak terawat.

“Tadi teman-teman sudah menyampaikan terkait toilet dan fasiltas-fasilitas yang ada di sini. Itu saya sampaikan mohon maaf nanti harus terus dijaga kebersihannya dimana-mana setelah dibangun dipakai kurang perhatian toiletnya jadi korot begitu,” kata dia.

Selain itu, Sri Wahyuni juga menyoroti konsep terminal Leuwi Panjang yang menggunakan dinding kaca tertutup sehingga harus menggunakan Air Conditioner (AC) sebagai aliran udara agar pengunjung terminal tidak kepanasan.

Pasalnya menurut dia, penggunaan AC berlebih bakal menambah beban anggaran perawatan yang seharusnya dapat diefisiensikan dengan konsep yang berbeda dan lebih alami.

“Konsep pembangunan dari terminal ini kok serasanya saya kurang cocok karena ini dikelilingi kaca memang kalau kaca jadi terang tidak butuh lampu, tetapi apakah lebih baik sebelum dibangun konsep awalnya itu tidak memakai kaca hanya kayu-kayu sehingga angin bisa keluar masuk tanpa AC, jadi AC alam saja tapi ini sudah terbangun apa boleh buat,” ungkapnya.

Menurutnya juga, penggunaan AC membuat pemanasan global semakin tinggi, akan lebih baik jika menggunakan angin luar sebagai sirkulasi udara di dalam terminal. DIa berharap pembangunan dan perawatan pasca pembangunan juga bisa memperhatikan kelestarian bumi.

“Dan ini termasuk rumah kaca sebenarnya kurang bagus untuk bumi kita bisa menyebabkan global warming pemanasan global karena sinar matahari yang turun ke bumi itu dipantulkan keluar oleh kaca ini dan dia bisa terjebak di atmosfer itu memnyebabkan pemanasan di dalam bumi,” tambah dia.

Untuk itu dirinya pun berpesan untuk dapat mempertimbangkan konsep pembangunan yang matang dan rencana perawatan pasca pembangunan yang mutakhir pada rencana pembangunan selanjutnya.

“Tapi ini tidak mungkin kita ubah, kita bongkar. Mungkin nanti kalau bapak akan membangun terminal lagi atau bandara lebih baik lagi pakai kayu-kayu saja artinya tanpa kaca dan terbuka artinya angin bisa keluar masuk,” pungkasnya.

(WH)

Add Comment