Martin Apresiasi Kinerja Kementerian BUMN
JAKARTA (3 Januari): Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Martin Manurung mengapresiasi Kementerian BUMN di bawah pimpinan Erick Thohir. Program-program utama Kementerian BUMN yang diinisiasi selama 2021 dituntaskan dengan baik.
Legislator NasDem itu menilai keberhasilan tersebut berkat usaha dalam melakukan transformasi, konsolidasi, dan reorganisasi dengan pembentukan holding BUMN.
“Secara umum kinerja BUMN membaik dibandingkan tahun sebelumnya. Juga secara organisasi, BUMN saat ini sudah lebih terkonsolidasi dengan berbagai reorganisasi yang dilakukan dengan pembentukan holding-holding BUMN yang disusun berdasarkan lini bisnisnya,” kata Martin, Jumat (31/12/2021).
Martin mengatakan, Erick Thohir selaku nakhoda Kementerian BUMN harus menyelesaikan persoalan yang masih tersisa, seperti permasalahan Garuda Indonesia dan utang-utang BUMN.
“Catatan yang masih tersisa adalah penyelesaian berbagai masalah seperti Garuda, penyelesaian utang di berbagai BUMN, khususnya yang sering mendapat penugasan dan penutupan berbagai BUMN yang harus diselesaikan,” ujarnya.
Meningkatnya laba bersih konsolidasi BUMN, menurut Martin, bukan satu-satunya ukuran, tetapi bagaimana BUMN memiliki strategi yang baik dan tepat. Selain itu proyek-proyek strategis nasional juga diperhatikan dengan mempertahankan neraca yang sehat.
“Laba bukan satu-satunya ukuran. Kita juga mengharapkan agar BUMN memiliki strategi yang baik dan tepat untuk menginvestasikan laba yang dimilikinya. Demikian juga dengan proyek-proyek strategis nasional yang harus diselesaikan sesuai target dengan tetap mempertahankan neraca yang sehat,” tambahnya.
Jelang akhir tahun, Erick Thohir telah mengalihkan polis nasabah PT Jiwasraya ke PT Asuransi Jiwa IFG (IFG Life) yang dinilai sukses menyelamatkan nasabah Jiwasraya. Sebanyak 230 ribu polis para nasabah tahap pertama Jiwasraya diselamatkan dan dipindahkan menjadi nasabah ke Indonesia Financial Group (IFG), Holding BUMN Asuransi dan Penjaminan.
Legislator NasDem dari Dapil Sumatra Utara II (Labuhanbatu, Labuhanbatu Selatan, Labuhanbatu Utara, Tapanuli Selatan, Kota Padang Sidempuan, Mandailing Natal, Kota Gunungsitoli, Kota Sibolga, Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Toba, Nias Selatan, Samosir, Padang Lawas Utara, Padang Lawas, Nias, Nias Selatan, Nias Utara, dan Nias Barat) itu berharap, selain masalah Jiwasraya Erick Thohir mampu menyelesaikan masalah-masalah di BUMN, seperti dana pensiunan.
“Juga ada potensi masalah yang dalam waktu dekat harus diselesaikan, seperti penataan Dana Pensiun di BUMN. Ini juga perlu perhatian dan langkah-langkah yang tepat untuk menyelesaikannya,” harapnya.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir telah mengevaluasi kinerja setahun Kementerian BUMN di Jakarta. Selama 2021, Kementerian BUMN berhasil meningkatkan laba bersih konsolidasi BUMN secara signifikan.
Dari hanya sebesar Rp13 triliun pada akhir 2020, laba bersih konsolidasi hingga kuartal III-2021 sudah mencapai Rp 61 triliun. Menuju akhir tahun, laba konsolidasi yang dihasilkan diperkirakan lebih besar lagi.
Pada 2021, Erick juga menggabungkan bank-bank syariah BUMN ke dalam entitas bernama Bank Syariah Indonesia (BSI).
BSI terbentuk dari penggabungan tiga Bank Syariah milik Himbara yakni Syariah Mandiri, BRI Syariah, dan BNI Syariah. Dengan terbentuknya BSI, untuk pertama kalinya Indonesia memiliki Bank Syariah yang besar dengan total aset sekitar Rp247 triliun.
BSI bahkan menjadi bank nomor tujuh terbesar di Indonesia sekaligus menjadi bank syariah berperingkat 11 di dunia. Hal ini jelas memperkuat posisi Indonesia sebagai negara dengan jumlah umat muslim terbanyak di dunia.
Penggabungan lainnya dilakukan di sektor ultra mikro melalui merger BRI, Pegadaian, dan Permodalan Nasional Madani (PNM) yang bertujuan mendorong pemberdayaan ekonomi kerakyatan dan daerah.
Lewat merger tersebut diharapkan pelaku UMKM dan ultra mikro bisa dapat kemudahan akses permodalan sehingga bisa naik kelas. (medcom/*)