Nico Ainul Yaqin Tutup Usia, NasDem Kehilangan Salah Satu Kader Terbaiknya
SIDOARJO (16 Februari): Innalilahi wainnailaihi rojiun. Kabar duka menyelimuti keluarga besar Partai NasDem usai kehilangan salah satu kader terbaiknya. Wakil Ketua Bidang Kaderisasi dan Pendidikan Politik NasDem Jawa Timur, Nico Ainul Yaqin dikabarkan meninggal dunia di kediamannya di kawasan Sedati, Kabupaten Sidoarjo, Rabu (16/2) sekitar pukul 13.00 WIB.
Semasa hidupnya almarhum dikenal sebagai aktivis pergerakan dan sangat santun kepada semua orang yang ditemuinya. Rekam jejak almarhum pun sudah ditorehkannya sejak menjadi mahasiswa di IAIN Sunan Ampel Surabaya (sekarang UINSA), organisasi yang pertama kali diikutinya adalah menjadi anggota PMII Komisariat Sunan Ampel Cabang Surabaya.
Berkat integritasnya, mantan Ketua DPD NasDem Sidoarjo itu juga pernah menjabat sebagai Ketua Umum Koordinator Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (Korcab PMII, saat ini PKC) Jawa Timur tahun periode 1994-1996.
Kepergian almarhum yang merupakan Alumnus Pondok Pesantren Ashiddiqi Putra, Jember itu membuat kaget dan kehilangan dari banyak pihak salah satu diantaranya adalah Ketua Teritorial Pemenangan Pemilu Jawa 1 (Banten, DKI) A Effendy Choirie atau yang akrab disapa Gus Choi.
“Saya mengenal beliau secara dekat sekali. Dia anak sholeh sekali, politisi yang sholeh. Bukan hanya sholeh, tapi idealis dan konseptor. Dia memiliki kelebihan selain karakternya baik, orangnya ramah, dia punya kelebihan humoris,” kata Gus Choi dalam keterangannya, Rabu (16/2).
Menurut Gus Choi, almarhum Nico memiliki kelebihan sebagai politisi konseptor dan bidang kaderisasi serta memiliki semangat berbagi yang tinggi kepada masyarakat. Selain itu Gus Choi menambahkan sosok almarhum juga sangai piawai dalam menyampaikan gagasannya melalui publik speaking yang sangat baik.
“Dia juga bisa menyampaikan visi misi yang baik kepada kader. Dia kader terbaik dari lingkungan NU (Nahdlatul Ulama) yang dimiliki oleh Partai NasDem. Jadi NasDem khususnya NasDem Jatim sangat kehilangan,” demikian tutup Gus Choi.
(WH/*)