Martin Minta Kemendag Cepat Antisipasi Kenaikan Harga Kedelai
JAKARTA (18 Februari): Wakil Ketua Komisi VI DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Martin Manurung meminta Kementerian Perdagangan (Kemendag) bergerak cepat mengantisipasi naiknya harga kedelai.
“Harus diantisipasi dan dilakukan langkah-langkah yang tepat. Kami minta Kemendag dan jajarannya aktif turun ke lapangan untuk melakukan pengecekan,” ujar Martin dalam keterangannya, Kamis (17/2).
Legislator NasDem itu mengatakan pengecekan dilakukan untuk memastikan apakah kenaikan harga tersebut karena komoditi kedelai tidak ada di lapangan atau imbas naiknya harga di tingkat global. Sebab, mayoritas kedelai adalah impor.
“Komoditi ini (kedelai) dicek supply-nya seperti apa. Dicek juga masalahnya apa. Apakah di tingkat petani, gudang atau importir. Itu yang harus dicek oleh Kemendag,” ujar Martin.
Jangan-jangan, kata Martin, kedelai belum keluar dari gudang. Sedangkan, permintaan di masyarakat meningkat. Kondisi ini bisa mengakibatkan harga kedelai naik.
“Masalahnya di mana, itu yang harus dijelaskan Kemendag,” ungkap Martin.
Martin mengatakan, setelah mengetahui masalahnya harus segera dilakukan perbaikan. Sebab, permintaan kebutuhan pokok akan mengalami kenaikan. Bukan hanya kedelai, tetapi semua komoditi karena ekonomi sedang naik.
Legislator NasDem dari Dapil Sumatra Utara II (Labuhanbatu, Labuhanbatu Selatan, Labuhanbatu Utara, Tapanuli Selatan, Kota Padang Sidempuan, Mandailing Natal, Kota Gunungsitoli, Kota Sibolga, Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Toba, Nias Selatan, Samosir, Padang Lawas Utara, Padang Lawas, Nias, Nias Selatan, Nias Utara, dan Nias Barat) tersebut berpesan agar Kemendag tak hanya mengecek kedelai atau minyak goreng. Produk lain juga harus dipantau karena permintaannya akan naik, sehingga perlu segera diantisipasi.
Martin menyarankan Menteri Perdagangan, Menteri Perindustrian dan Menteri Pertanian saling berkoordinasi mencari solusi. Peran kementerian koordinator menjadi penting untuk menjembatani.
Para perajin tempe dan tahu berencana mogok produksi pada 21-23 Februari 2022. Ketua umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu (Gakoptindo) Aip Syarifudin mengatakan aksi itu disebabkan naiknya harga kedelai, bahan baku utama pembuatan tempe dan tahu.(Medcom/*)