DPR Minta Indonesia Mediasi Rusia-Ukraina
JAKARTA (4 Maret): Ketua Grup Kerja Sama Bilateral (GKSB) DPR RI-Parlemen Ukraina, Sugeng Suparwoto meminta Pemerintah Indonesia berperan aktif membuka dialog untuk terwujudnya perdamaian antara Rusia dan Ukraina. Indonesia sebagai negara nonblok dapat berperan sebagai mediator antara dua negara yang sedang berkonflik tersebut.
“Kami (parlemen) mendorong Pemerintah Indonesia untuk berperan aktif, segera melakukan peran aktif antar dua negara ini, seperti membuat forum khusus. Lebih cepat lebih baik,” ujar Sugeng seusai menerima Duta Besar Ukraina untuk Indonesia, Vasyl Hamianin di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (2/3).
Legislator NasDem itu meminta seluruh pihak terkait dapat mengedepankan diplomasi dan dialog dalam menyelesaikan berbagai masalah. Aspek kemanusiaan harus menjadi pertimbangan utama dalam penyelesaian konflik Rusia-Ukraina.
“Dalam situasi perang, masyarakat sipil akan menanggung dampak terbesar. Serangan militer Rusia terhadap Ukraina juga memberikan dampak bagi perdamaian dunia dan stabilitas ekonomi global,” ungkap Sugeng.
Sugeng menambahkan, DPR RI selama ini memiliki hubungan yang baik dengan Parlemen Ukraina maupun Parlemen Rusia. Terkait hal ini, DPR RI bersedia menjadi mediator dialog melalui jembatan diplomasi.
“Kami di DPR akan segera mengundang Dubes Rusia di Indonesia, agar kita semua memiliki titik pemahaman bersama bahwa penggunaan kekuatan militer untuk kepentingan apapun tidak dibenarkan. Dalam era modern saat ini, segala sesuatu bisa diselesaikan dengan dialog,” imbuhnya.
Sebelumnya, Ketua Komisi VII DPR RI itu juga menyampaikan rasa duka cita mendalam atas apa yang terjadi Ukraina saat ini.
“Our thoughts and prayers are with the Ukrainian (Pikiran dan doa kami bersama masyarakat Ukraina). Tentu kita berharap semoga keadaan akan semakin membaik ke depannya, seiring dengan berbagai upaya diplomasi yang dilakukan berbagai pihak, baik melalui forum multilateral maupun bilateral antara Rusia dan Ukraina,” tukasnya.
Hingga Rabu (2/3), tercatat korban sipil yang tewas di Ukraina sejumlah 352 orang, termasuk di antaranya adalah 14 anak-anak. Selain itu, konflik Rusia-Ukraina telah memaksa 670.000 masyarakat sipil Ukraina yang meninggalkan negaranya dan menjadi pengungsi.
Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin menginginkan sesegera mungkin berakhirnya konflik antar kedua negara. Vasyl menyatakan Ukraina tidak menginginkan adanya perang dan terkait hal itu Ukraina siap sedia untuk negosiasi dan berdialog.
“Hal seperti ini tidak pernah terjadi di Ukraina. Sekarang kami bersatu sebagai sebuah bangsa, semua partai, semua agama, semua kalangan, semua bersatu. Mulai dari anak-anak, orang dewasa semua bersatu. Jadi kami siap untuk berdialog,” tutup Vasyl.
(MI/*)