Perombakan Tim Pemenangan Ahok-Djarot bagi NasDem tak Masalah
JAKARTA (23 September): Menyusul masuknya PDIP sebagai partai pendukung pasangan calon gubernur-wakil gubernur DKI Jakarta dalam Pilkada 2017, Tim Pemenangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat (Ahok-Djarot) akan dirombak. Menyikapi hal ini, NasDem tidak mempermasalahkannya.
"Tim pemenangan itu ibarat raga, jiwanya adalah kemenangan Ahok-Djarot. Sewaktu-waktu raga bisa berubah, tetapi jiwa tidak bisa diubah sampai kemenangan itu ada di kepalan tangan," ujar Ketua DPP Partai NasDem Martin Manurung di Jakarta, Jumat (23/9).
Lebih lanjut Martin juga menjelaskan, menyikapi bergabungnya PDI Perjuangan sebagai partai pendukung pasangan Ahok-Djarot, NasDem mencoba untuk realistis.
"Tim pemenangan yang kini dipimpin Nusron Wahid dibangun ketika PDIP belum bergabung, sehingga baru merepresentasikan unsur NasDem, Hanura, dan Golkar. Sangat masuk akal, setelah PDIP bergabung dengan kami, maka mereka dilibatkan dalam tim pemenangan. Harusnya memang begitu," ujarnya.
Beberapa hari sebelum kepastian PDIP mendukung Ahok-Djarot, Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Trimedya Pandjaitan mengatakan, tim pemenangan pasangan Ahok-Djarot idealnya berasal dari PDIP. Alasan Trimedya, PDIP merupakan pemilik kursi terbanyak di DPRD DKI.
"Tapi bagaimana detailnya, nanti akan dibicarakan," ujarnya.
Menanggapi hal ini, Martin menyatakan, jauh sebelum partai lain mengumumkan pencalonan Basuki Tjahaja Purnama sebagai gubernur DKI, NasDem telah menetapkan garis tegas bahwa tidak ada tujuan lain kecuali memenangkan Ahok.
"Kita tidak memasukkan kalkulasi kepentingan NasDem dalam soal ini. Justru sikap NasDem lurus bahwa jika Ahok kembali menjabat sebagai kepala daerah, warga Jakarta akan menjadi lebih sejahtera. Sedikit pun kami tidak memikirkan apa yang akan kami dapat dari proses ini. Tujuan utama kami adalah Ahok bisa memenangkan kontestasi dalam Pilkada, sehingga Ahok bisa terus memberikan nilai tambah bagi warga Jakarta dan menjadikan Jakarta Baru terealisasi," tegasnya.
Dengan adanya garis lurus tersebut, lanjut Martin, memudahkan bagi kader NasDem dalam menyusun strategi untuk memenangkan Ahok-Djarot.
"Kami tidak dibebani kepentingan partai. Bahkan tidak berpikir ke arah sana. Justru yang selalu kita pikirkan adalah bagaimana seluruh partai pengusung, NasDem, Hanura, Golkar dan PDIP itu bersatu padu dan bahu-membahu untuk mengakhiri hajatan demokrasi ini dengan sebuah kemenangan."
Martin mengajak semua pihak yang mendukung dan mengusung Ahok segera membangun soliditas dan saling menyinergikan kekuatan.
"Sebagai sebuah kendaraan yang akan ditumpangi Ahok-Djarot menuju Pilkada 2017, kita semua, entah itu partai pengusung, seluruh relawan, Teman Ahok, dan yang lain, harus mau melebur, bahkan menghancurkan diri menjadi sebuah kendaraan super kuat dan kencang. Tentu saja pada akhirnya, harus ada yang besedia menjadi roda, bemper, mesin, tempat duduk, kemudi, bahkan sekalipun menjadi sebuah sekrup kecil. Karena semua fungsi tersebut, sekecil apa pun bentuknya, sangat menentukan bagi kemenangan Ahok-Djarot," papar Martin.
Dalam rangka membangun soliditas tersebut, lanjut Martin, dalam waktu dekat, partai pengusung dan seluruh relawan pendukung Ahok-Djarot akan berkumpul untuk menyusun strategi pemenangan.
"Setelah kami tahu siapa lawan yang harus kami hadapi dalam Pilkada 2017, seluruh komponen pendukung akan berkumpul untuk menyusun taktik dan strategi, termasuk di dalamnya mengkaji ulang komposisi tim pemenangan yang kini dikomandani Nusron Wahid," ujarnya.
Martin menegaskan, khusus untuk Jakarta, tujuan utama perjuangan NasDem adalah mewujudkan Jakarta Baru dengan cara memenangkan Ahok-Djarot, bukan untuk kepentingan partai atau individu.(*)