Wibi Dorong PAM Jaya Fasilitasi Penyediaan Air Bersih Buat Warga

JAKARTA (11 Agustus): Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta mencatat, sebanyak 32 persen warga Jakarta masih menggunakan air tanah untuk keperluan sehari-hari. Sementara sisanya, 68 persen sudah terlayani menggunakan air perpipaan dari Perumda PAM Jaya melalui dua operator, yaitu PT. PAM Lyonnaise Jaya (Palyja) dan PT. Aetra Air Jakarta (Aetra).

Menyoroti kondisi tersebut, Ketua Fraksi Partai NasDem DPRD DKI Jakarta, Wibi Andrino meminta agar hal itu menjadi perhatian pemerintah. Menurutnya, penggunaan air tanah harus segera dihentikan agar tidak menyebabkan terjadinya bencana tanah longsor akibat turunnya permukaan tanah dan rusaknya lingkungan.

“Hal ini cukup disayangkan mengingatkan Pemerintah DKI Jakarta ditopang anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) yang paling besar dibanding provinsi lain mencapai Rp80 triliun lebih, sehingga layanan air perpipaan harusnya lebih mudah dilakukan,” ujar Wibi Andrino, baru-baru ini.

Apalagi para ahli, kata Wibi, memprediksi penurunan tanah Jakarta dapat membuat Jakarta tenggelam pada 2030. Karenanya, Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) pipanisasi di Jakarta harus segera diselesaikan.

“Jika penggunaan air tanah dibatasi, pemerintah dan PAM Jaya harus memfasilitasi warga terkait penyediaan air bersih. Mengingat sekarang ini pun warga Jakarta, khususnya di wilayah Jakarta Utara dan Jakarta Barat masih banyak yang kesulitan untuk mengakses air bersih,” tambahnya.

Tak hanya itu, anggota Komisi C DPRD DKI Jakarta ini juga meminta PAM Jaya untuk rutin memperbaiki banyaknya jalur pipa yang bocor, karena kejadian ini bisa menghambat akses air bersih kepada pelanggan.

“Dalam pengembangan SPAM diharapkan bukan hanya mengejar target 100 persen saja, tapi agar Perumda PAM Jaya memperhatikan kualitas dari SPAM itu sendiri. Perlu ada pengawasan dalam pengembangan SPAM tersebut,” kata dia.

Dalam kesempatan itu, legislstor muda NasDem ini juga mendukung pengembangan SPAM di Jakarta demi layanan 100 persen warga Jakarta melalui air perpipaan pada 2030.

“Kami akan turut melakukan monitoring dalam proses pengembangan SPAM dan memastikan warga Jakarta dapat mengakses air bersih,” demikian pungkas Wibi.

(WH)

Add Comment