a

Menanam Mangrove, Menjaga Masa Depan Bumi

Menanam Mangrove, Menjaga Masa Depan Bumi

SEMARANG (28 Agustus) : Wilayah Semarang berada dalam ancaman banjir rob. Untuk itu bumi ini perlu perhatian kita semua.

Menurunnya muka tanah serta naiknya air laut menuntut kesadaran bersama untuk menjaga kelestarian mangrove yang dapat mencegah keduanya terjadi.

Demikian disampaikan Ketua Bidang Hubungan Legislatif, Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai NasDem, Atang Irawan dalam diskusi bertajuk Obrolan Pojok Madukoro di Royal Office Building, Jalan Madukoro Raya, Tawangsari, Semarang, Sabtu (27/8).

Menurut dia masih lekat di benak kita peristiwa banjir rob yang terjadi di berbagai wilayah Pantai Utara Jawa Tengah seperti Pemalang, Pekalongan, Rembang dan Pati.

Tingginya air laut juga ikut menyebabkan jebolnya tanggul laut di kawasan pelabuhan Tanjung Emas Semarang yang kemudian  berdampak banjir di wilayah Semarang dan Demak.

Untuk itu, Atang mengingatkan masyarakat bahwa Hutan Mangrove juga memiliki kemampuan menyimpan karbon lebih banyak dan berkontribusi dalam mencegah perubahan iklim.

“Jangan sampai ‘Semarang Bebas Rob’ rob bebas masuk kapanpun, mari kita lawan bersama dengan salah satunya menanam mangrove agar abrasi, erosi, intrusi air laut, gelombang air laut dapat tertahan,” kata Atang dalam keterangannya.

Acara yang dipandu Mahasiswa Pascasarjana Unnes, Ardani Nuril Fahma itu juga diisi sejumlah pembicara seperti Ketua Komite Nelayan Tradisional Jawa Tengah, Slamet Ari Nugroho dan Dosen Ilmu Lingkungan Unika Soegijapranata, Amri Zarois Ismail.

Atang menilai menjaga bumi menjadi tugas bersama seluruh elemen masyarakat, di samping pemerintah.

Atang juga mengingatkan bahwa pemerintah harus lebih berhati-hati memberikan izin pemanfaatan air tanah untuk kepentingan industri di sekitar pantai sebagai salah satu upaya preventif menjaga penurunan muka tanah yang konon kabarnya setiap tahun mengalami penurunan.

“Mari bangkit bersama merawat masa depan bumi melalui penanaman mangrove yang banyak memiliki fungsi bagi manusia dan alam yang tidak hanya fungsi ekologi, tapi termasuk ekonomi, sosial dan budaya, ” kata Atang.

Lebih jauh, Atang juga memaparkan fungsi hutan mangrove dari sisi ekologi dan sisi ekonomi hingga sosial budaya.

Menurut Atang fungsi ekologi hutan mangrove meliputi tempat tinggal biota laut ikan, udang, kerang, tempat mencari makan satwa liar seperti reptil dan mamalia, menjaga stabilitas pantai dari abrasi, intrusi air laut, dan gelombang badai.

“Sementara fungsi ekonomi dijadikan sebagai kayu bakar, bahan obat, bahan pewarna, dan protein hewani. Fungsi sosial budaya sebagai area konservasi, dan identitas budaya dan wisata, ” tandasnya.

Jalannya diskusi semakin hangat dengan adanya doorprize dan sertifikat yang disiapkan panitia. (WH)

Add Comment