NasDem Minta Mendikbud Kaji Penghapusan Tes Mapel Masuk PTN
JAKARTA (9 September): Fraksi Partai NasDem Komisi X DPR RI meminta agar Mendikbud Ristek Nadiem Makarim mengkaji lebih dalam terobosan yang menghapus tes mata pelajaran (Mapel) dalam seleksi masuk perguruan tinggi negeri, meski kebijakan tersebut tidak terlalu buruk.
“Menurut saya itu terobosan yang tidak jelek. Tapi mungkin banyak yang perlu diperhatikan dan dievaluasi terlebih dahulu,” ujar Kepala Kelompok Komisi X Fraksi Partai NasDem DPR RI, Ratih Megasari Singkarru saat Rapat Kerja Komisi X DPR RI dengan Mendikbud Ristek, Nadiem Makarim di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (8/9).
Ratih mengusulkan jika skema tersebut nantinya diterapkan, akan lebih baik jika cara belajarnya dimulai dari sejak pendidikan dasar.
“Karena saudara Menteri bilang kalau tesnya secara holistik. Menurut saya apabila skema tersebut kita lakukan, itu akan sangat bagus jika dimulai dari jenjang yang paling rendah, dari SD, SMP, SMA. Jadi itu semua inline,” tandasnya.
Legislator NasDem dari Dapil Sulawesi Barat itu khawatir, dengan peniadaan tes mata pelajaran untuk masuk PTN, akan berdampak menurunnya minat belajar siswa karena tidak terpakai untuk seleksi masuk PTN.
“Saya khawatir, kalau skema tersebut tidak dilaksanakan dari jenjang paling dini, mereka akan mikir, buat apa belajar IPA, IPS kalau nanti di perguruan tinggi itu tidak terpakai. Kekhawatiran saya, minat belajar ini berkurang drastis karena pada saat masuk perguruan tinggi, hal tersebut tidak terlalu terpakai. Padahal IPA IPS ini mapel dasar yang harus mereka miliki dan pahami,” ujar Ratih.
Mendikbud Ristek Nadiem Makarim melemparkan wacana untuk menghapus tes mata pelajaran dalam seleksi masuk perguruan tinggi negeri. Ia yakin hal itu tidak akan menghilangkan minat peserta didik untuk mempelajari mapel IPA atau IPS.
Nadiem optimistis skema tes masuk PTN itu akan membuat peserta didik lebih bersemangat mempelajari semua mapel sebagai modal mendapatkan nilai tinggi. Nilai tersebut akan menjadi salah satu cara masuk lewat jalur prestasi atau yang sebelumnya dikenal sebagai jalur SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri).
Ia menjelaskan, lewat jalur SNMPTN yang sebelumnya calon mahasiswa akan dipisahkan berdasarkan jurusan pendidikan, yaitu IPA atau IPS. Saat ini, jalur prestasi hanya akan menyeleksi 50% nilai rata-rata rapor dan 50% sisanya diukur dari komponen minat dan bakat.
“Tadi ada beberapa komentar, apakah ini akan membuat pembelajaran di sekolah malah tidak penting untuk belajar fisika dan lainnya. Justru kebalikannya, karena sebelumnya itu SNMPTN kan hanya memfokuskan beberapa subjek, satu atau dua, sekarang minimal 50 persen,” kata Nadiem.
(dis/*)