Gobel Minta Pemuda tidak Risih Kerja di Sektor Pertanian

MAKASSAR (25 September): Dalam kehidupan ini tak ada yang instan. Setiap orang yang ingin sukses dalam hidupnya pun harus berusaha dengan keras untuk mencapai apa yang dicita-citakan.

“Saya ini sejak SMP sudah bekerja di pabrik milik orang tua. Tugas saya adalah membersihkan ruang makan, menyapu pabrik hingga toilet. Dan itu saya lakukan sebelum para pekerja pabrik datang,” kisah Rachmad Gobel mengawali ceritanya, di Warkop Megazone, Jalan Boulevard, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (24/9).

Kisah Wakil Ketua DPR RI Koordinator Bidang Industri dan Pembangunan Rachmad Gobel itu diungkapkannya dalam sebuah dialog yang digelar mahasiswa dan aktivis yang ada di Kota Makassar dengan mengambil tema ‘Cerita Indonesia’.

Dalam dialog tersebut, Legislator NasDem dari Dapil Gorontalo yang dijuluki ‘Cahaya dari Timur’ itu menceritakan perjalanan hidupnya dalam meraih kesuksesan. Para undangan dan hadirin pun terlihat antusias mendengarkan cerita dari pengusaha sukses tersebut.

“Jadi orang tua saya sejak dini mengajar kami anak-anaknya hidup mandiri,” lanjutnya.

Dia berharap agar para pemuda di Tanah Makassar khususnya para aktivis dan pemuda agar bekerja dengan keras dan giat demi masa depan mereka. Gobel bahkan mengajak para pemuda Makassar agar tidak risih untuk bekerja di dunia pertanian.

“Jangan risih, jangan takut becek sehingga kalian tidak mau bekerja di sektor pertanian. Teruslah berusaha. Sukses kita hari ini adalah hasil jerih payah apa yang pernah kita dapatkan dari orang tua kita,” ungkapnya.

Apalagi, lanjutnya, Sulawesi Selatan adalah salah satu provinsi yang menjadi penyangga ketahanan pangan di Tanah Air. Maka dari itu menurut Gobel, para pemuda saat ini tidak boleh malu jadi petani.

“Kenapa Sulsel? Karena di sini, di Sulsel ini, memiliki banyak potensi besar di sektor pangan. Baik pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan. Maka ke depan Sulsel fokus pada industri pangan,” ujarnya.

Saat ini, kata Gobel, dunia sedang mengalami krisis pangan akibat adanya konflik di wilayah Eropa yang berdampak terhadap ketahanan pangan.

“Tapi kita di Indonesia justru kekurangan atau krisis petani. Kalau pangan, kita di Sulsel masih bisa memenuhi kebutuhan masyarakat. Semua masih bisa kita dapatkan di sini. Justru saat ini yang kita butuhkan pemuda dan mahasiswa ikut terlibat membuka lapangan kerja di sektor pertanian,” tegasnya.

(RO/*)

Add Comment