Tragedi Kanjuruhan Harus Dipastikan tidak Terulang

JAKARTA (4 Oktober): Tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, pada Sabtu (1/10) malam yang menewaskan 125 orang, mengoyak perasaan publik. Euforia pertandingan sepak bola tidak sebanding dengan ratusan korban jiwa yang berjatuhan.

“Duka cita yang sangat mendalam kepada seluruh keluarga korban tragedi Stadion Kanjuruhan. Begitu besar penyesalan yang saya turut rasakan. Banyak hal yang terjadi pada tragedi itu seharusnya bisa dicegah,” ujar anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Ratih Megasari Singkarru dalam keterangannya, Selasa (4/10).

Ratih mengatakan, banyak hal yang perlu menjadi catatan seluruh pihak. Mulai dari pemerintah, aparat keamanan, PSSI, PT Liga, Panpel, hingga suporter.

“Begitu banyak hal yang perlu kita koreksi dari tragedi tersebut. Mulai dari perilaku anarkis hingga reaksi dan tindakan represif yang patut dipertanyakan,” tandasnya.

Legislator NasDem itu menyoroti banyaknya catatan yang  perlu menjadi perhatian. Di antaranya penggunaan gas air mata di dalam stadion hingga melubernya kapasitas stadion.

“Misalnya penggunaan gas air mata untuk mengontrol massa di dalam stadion, yang sebetulnya telah dilarang dalam aturan FIFA,” tegasnya.

Lebih lanjut Legislator NasDem dari Dapil Sulawesi Barat itu meminta stakeholder sepak bola khususnya yang terlibat dalam pertandingan tersebut untuk bertanggung jawab. Pertanggungjawaban harus dilakukan dengan mengambil langkah tegas untuk menginvestigasi tragedi itu.

“Meski apapun yang akan dilakukan tidak akan bisa menggantikan kehilangan yang begitu besar yang dirasakan keluarga-keluarga yang ditinggalkan,” ujar Ratih.

Ratih berharap kejadian di Malang itu menjadi yang terakhir. Seluruh elemen sepakbola harus belajar dari tragedi ini.

“Penyelenggara, pihak yang bertanggung jawab atas keamanan, hingga suporter sudah saatnya bahu-membahu menciptakan atmosfir kompetisi dan pertandingan yang fair, kompetitif. Namun yang paling utama harus tetap aman bagi semua untuk dapat menikmati setiap momen olahraga yang begitu dicintai ratusan juta masyarakat dunia itu,” pungkas Ratih Megasari.

(RO/dis/*)

Add Comment