Nurhadi Minta Waspadai Subvarian Omicron XBB
JAKARTA (20 Oktober): Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Nurhadi meminta semua pihak mewaspadai munculnya Covid-19 Subvarian Omicron XBB. Pintu-pintu masuk Tanah Air harus diperketat untuk mencegah varian tersebut masuk.
Subvarian Omicron XBB sudah ditemukan di beberapa negara seperti Singapura, Australia, Bangladesh, Denmark, India, Jepang, dan AS sejak Agustus 2022. Subvarian ini disebut paling kuat lolos dari vaksin.
“Pengetatan protokol kesehatan terhadap lalu lintas orang dari Singapura harus ditingkatkan untuk merespons lonjakan kasus penularan di negara tetangga itu. Apalagi WNI tercatat sebagai wisatawan paling banyak berkunjung ke Singapura,” kata Nurhadi, Senin (17/10).
Baca juga: Nurhadi Harap Mahasiswa bisa Manfaatkan Peluang
Nurhadi menegaskan, semua pihak harus konsisten menerapkan mekanisme pencegahan penyebaran Covid-19 untuk mendukung upaya pemerintah agar Indonesia menuju status endemi bisa segera terwujud.
“Dukungan segenap lapisan masyarakat dalam mematuhi setiap kebaikan yang diterapkan pemerintah sangat dibutuhkan, untuk mengakselerasi semakin terkendalinya penyebaran Covid-19 di Tanah Air,” ujar Nurhadi.
Ia menambahkan, berbagai upaya penanggulangan Covid-19 harus terus dilakukan. Terutama mematuhi protokol kesehatan dalam aktivitas sehari-hari, seperti memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Apalagi vaksinasi dosis ketiga (booster) di Indonesia hingga 4 Oktober kemarin tercatat baru mencapai 63.703.003 orang (27.15%).
Baca juga: Waspadai Lonjakan Covid-19 Omicron XBB di Singapura
Legislator NasDem dari Dapil Jawa Timur VI (Kabupaten Tulungagung, Kota Kediri, Kota Blitar, Kabupaten Kediri, dan Kabupaten Blitar) itu menilai pemerintah tentu punya pekerjaan rumah besar untuk menghadapi varian baru yang muncul.
“Berkaitan kemunculan varian baru Covid-19 ini, pemerintah harus menyiapkan langkah preventif maupun kuratif untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Misalnya masyarakat secara bersamaan mengalami kondisi sakit yang membutuhkan ruang rawat inap atau ruang isolasi,” tegas Nurhadi.
(RO/dis/*)