Sahroni Siap Pasang Badan Hadapi Pelaku Bullying
JAKARTA (10 Agustus): Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni, memberi perhatian serius terhadap perundungan yang kerap terjadi, termasuk di lingkungan sekolah. Ia siap pasang badan hadapi pihak yang membela pelaku bullying.
“Apalagi kalau pelakunya oknum pejabat. Tidak ada cerita backing-backing, paling sebel saya itu. Saya pasti akan maju pasang badan,” kata Sahroni dalam kegiatan Jaksa Masuk Sekolah (JMS) dengan tema ‘Kenali Hukum Jauhkan Hukuman’ di Jubilee School, Jakarta Utara, Rabu (9/8).
Kegiatan yang diselenggarakan Kejaksaan Tinggi (Kejati) DKI dan Kejaksaan Negeri (Kejari) Jakarta Utara itu dihadiri ratusan pengurus OSIS SMA/SMK seluruh Jakarta Utara.
Legislator NasDem itu menentang keras tindakan bullying. Menurutnya, perundungan berdampak buruk terhadap fisik dan mental korban.
“Saya no kompromi kalau soal ketidakadilan di masyarakat, terlebih yang melibatkan unsur kekerasan. Urusan saya kenapa-kenapa itu ada di tangan yang di atas,” ujarnya.
Sahroni meminta para peserta turut andil mengekspos bentuk-bentuk ketidakadilan yang terjadi di sekitar. Tidak dipungkiri, perundungan dan aksi kriminal lainnya baru mendapat perhatian setelah viral.
“Tak bisa dipungkiri, situasi di negara kita ini masih sering no viral no justice. Jadi saya minta teman-teman di sini semuanya berani memviralkan tindak kejahatan dan ketidakadilan. Mau itu soal bullying, tawuran, judi online, pinjol, investasi bodong, viralkan saja semua,” tegasnya
Wakil rakyat dari Dapil DKI Jakarta III (Jakarta Barat, Jakarta Utara, dan Kepulauan Seribu) itu juga mempersilakan para siswa melaporkan kejadian tersebut kepadanya. Mereka diminta tidak takut melaporkan kejahatan.
“Jangan pernah takut, kalau perlu tag atau DM (direct message) instagram saya, pasti saya bantu,” imbuhnya.
Lebih lanjut Sahroni juga mengajak generasi muda bijak memanfaatkan media sosial (medsos). Sebab, medsos telah berperan terhadap seluruh aspek kehidupan bermasyarakat.
“Jadi medsos itu digunakan untuk yang baik-baik saja, yang buruknya jangan diambil. Harus saling mengedukasi dalam hal apa pun. Baik persoalan sosial-politik, hukum, bahkan soal edukasi seksual. Karena itu sangat penting bagi generasi muda,” pungkasnya.
(medcom/*)