Martin Dukung Langkah Pemerintah Cari Alternatif Tujuan Ekspor CPO

JAKARTA (13 September): Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Martin Manurung, mendukung langkah pemerintah yang hendak mencari alternatif pasar ekspor minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO). Hal itu untuk mengatasi hambatan ekspor komoditas tersebut ke Uni Eropa.

“Menurut saya itu benar. Sudah saatnya Indonesia mencari alternatif pasar selain Uni Eropa untuk produk sawit dan turunannya,” kata Martin dalam keterangannya, Selasa (12/9).

Menteri Investasi/Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, mengungkap ketidakpuasaanya terhadap Uni Eropa terkait ekspor CPO. Beberapa regulasi dianggap menghambat Indonesia untuk mengekspor minyak sawit mentah ke Eropa.

Martin mengatakan, kekesalan Menteri Investasi merupakan wujud pemahaman yang mendalam terhadap kompleksitas masalah yang dihadapi Indonesia dalam menjalankan ekspor CPO, karena CPO merupakan salah satu komoditas unggulan Indonesia.

“Komitmen untuk menjaga keberlangsungan ekonomi dan lapangan kerja yang dihasilkan oleh sektor minyak sawit merupakan salah satu prioritas utama bagi Indonesia,” tegas Martin.

Sebagai salah satu negara produsen minyak sawit, lanjutnya, Indonesia harus mengambil langkah-langkah bijaksana untuk menghadapi hambatan yang ada.

“Selain itu, kerja sama internasional dan diplomasi tetap menjadi kunci untuk mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan bagi semua pihak,” ujar legislator Partai NasDem itu.

CPO, imbuhnya, bukan komoditas ekspor biasa, melainkan menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia, memberikan lapangan kerja kepada ribuan petani kelapa sawit, dan mendukung perekonomian nasional. Untuk itu, hambatan terahdap ekspor CPO harus menjadi perhatian serius.

Lebih lanjut Martin mengatakan, Indonesia dan Malaysia adalah produsen 85% dari total CPO dunia. Kesatuan ASEAN tentu akan memiliki dampak signifikan menghadapi Uni Eropa.

Mempertimbangkan alternatif pasar, kata dia, merupakan langkah penting terutama ketika kita mempertimbangkan bahwa Uni Eropa terus menerapkan kebijakan yang mempersulit Indonesia untuk berkembang secara ekonomi.

“Saya mendukung langkah pemerintah untuk mengalihkan pasar ke wilayah Afrika jika Uni Eropa terus mempersulit Indonesia. Kita butuh alternatif pasar yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi nasional,” pungkasnya.

(dis/*)

Add Comment