Tantangan Serius dalam Dunia Kesehatan Mental: Pedofilia dan Upaya Penanganannya
Oleh: Dr. Hj. Ayu Alwiyah Aljufri
Anggota Dewan Pertimbangan Pusat Partai NasDem
KESEHATAN mental adalah aspek penting dari kesejahteraan kita yang seringkali diabaikan atau bahkan dianggap sepele oleh sebagian masyarakat. Namun, ada gangguan kesehatan mental yang sangat serius dan berbahaya, salah satunya adalah pedofilia.
Pedofilia adalah gangguan seksual di mana seseorang memiliki minat seksual yang tidak sehat terhadap anak-anak di bawah umur. Kasus-kasus seperti yang baru-baru ini terjadi di Depok, di mana seorang anak laki-laki meninggal setelah diduga mengalami pelecehan seksual oleh seorang kakek berusia 70 tahun, adalah contoh nyata dari dampak mengerikan dari gangguan ini.
Pedofilia adalah masalah yang kompleks dan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk pengalaman traumatis masa kanak-kanak dan faktor keturunan. Namun, yang lebih penting adalah bagaimana masyarakat memandang dan menangani gangguan kesehatan mental ini.
Sayangnya, stigma terhadap gangguan kesehatan mental masih berlaku di banyak tempat, termasuk Indonesia. Banyak yang masih menganggapnya bukan penyakit yang harus diobati.
Namun, kita harus memahami bahwa gangguan kesehatan mental sama seriusnya dengan gangguan kesehatan fisik. Ini adalah masalah yang harus diatasi dengan serius. Tidak hanya untuk melindungi individu yang mengalami gangguan ini, tetapi juga untuk melindungi masyarakat, terutama anak-anak yang menjadi korban.
Salah satu faktor yang dapat menyebabkan seseorang mengembangkan pedofilia adalah pengalaman pelecehan seksual saat masa kanak-kanak dan riwayat gangguan mental dalam keluarga. Pertanyaannya sekarang adalah apakah gangguan ini dapat disembuhkan?
Pendekatan pengobatan untuk pedofilia biasanya fokus pada mengubah perilaku dalam jangka panjang. Ini melibatkan psikoterapi, konseling, dan dukungan sosial. Namun, dalam beberapa kasus, pendekatan Islam juga dapat menjadi bagian dari upaya penyembuhan. Psikoterapi Islami menggabungkan praktik dzikir dan konseling yang bertujuan untuk mendekatkan individu kepada Allah dan memberikan kesejukan hati.
Firman Allah dalam al-Ghafir:60 menekankan pentingnya berdoa dan meminta pertolongan-Nya. Hal ini mencerminkan ajaran Islam tentang pentingnya keterhubungan dengan Allah swt dalam setiap aspek kehidupan. Islam bukan hanya agama, tetapi juga memberikan tuntunan akhlak kepada penganutnya, membimbing mereka tentang cara hidup yang baik dan menghindari godaan hawa nafsu yang dapat merusak diri sendiri, termasuk kesehatan mental.
Islam melarang perilaku seperti minum-minuman keras, berzina, dan homoseksualitas karena pandangan bahwa tindakan-tindakan ini dapat merusak jiwa dan tubuh seseorang. Islam juga mengajarkan pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan diri sebagai bagian dari ibadah.
Dalam perspektif Islam, penyakit jiwa sering dihubungkan dengan sifat buruk atau perilaku tercela. Oleh karena itu, setiap Muslim dianjurkan untuk selalu mengingat Allah melalui zikir.
Zikir, atau mengingat Allah, memiliki efek menenangkan pada hati dan pikiran seseorang dan dapat menjadi bentuk terapi psikiatrik yang efektif untuk mengatasi kegersangan spiritual.
William James, seorang filosof dan ahli jiwa Amerika Serikat, juga mengakui pentingnya keimanan dalam kesehatan mental. Ia menekankan bahwa terapi terbaik untuk kesehatan mental adalah keimanan kepada Tuhan. Individu yang kuat dalam keyakinannya akan lebih siap menghadapi berbagai malapetaka dalam hidup.
Pandangan yang serupa ditemukan dalam pandangan Carl Gustav Jung, seorang tokoh psikologi analitik. Jung menyatakan bahwa gangguan psikis seringkali bersumber dari masalah religius. Oleh karena itu, pemahaman dan pengalaman spiritual dapat menjadi bagian penting dalam proses penyembuhan jiwa.
Dalam konteks ini, terdapat kesamaan antara ajaran Islam dan konsep psikologi tentang pentingnya spiritualitas dalam mengatasi gangguan jiwa. Keduanya menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara jiwa dan pikiran serta keterhubungan dengan sesuatu yang lebih besar dari diri sendiri untuk mencapai ketenangan dan kesejahteraan jiwa. Ini menunjukkan bahwa nilai-nilai spiritual dapat memainkan peran yang sangat signifikan dalam perjalanan penyembuhan jiwa manusia.
Namun, perlu diingat bahwa para profesional kesehatan mental, seperti psikolog, juga memainkan peran penting dalam penyembuhan gangguan kesehatan mental. Di negara kita, masih ada ketidaksetaraan dalam penempatan psikolog dibandingkan dengan dokter, meskipun keduanya berperan penting dalam perawatan kesehatan.
Untuk mengatasi masalah ini, lembaga seperti “LePira” (Lembaga Pemerhati Ibu, Remaja, dan Anak) yang didirikan oleh Dr. Ayu Alwiyah Aljufri, serta “Beena Klinik” yang kami dirikan, bekerja sama untuk membantu individu dan keluarga yang menghadapi masalah kesehatan mental. Di sana menyediakan tempat aman bagi para ibu, remaja, dan anak-anak untuk berbicara dan mencari solusi atas permasalahan mereka.
Jadi, penting untuk memahami bahwa gangguan kesehatan mental seperti pedofilia adalah masalah serius yang memerlukan perhatian dan pengobatan yang tepat.
Ini juga merupakan tanggung jawab kita untuk menghapus stigma dan meningkatkan pemahaman tentang kesehatan mental agar kita dapat bekerja sama dalam mencegah kasus-kasus tragis seperti yang terjadi baru-baru ini. Kesehatan mental adalah aset berharga dalam hidup kita yang harus dijaga dengan serius.
(WH)