Pelestarian Batik Harus Menyeluruh dari Hulu Hingga Hilir

JAKARTA (2 Okttober): Pelestarian batik yang merupakan bagian nilai budaya bangsa serta nilai-nilai yang menyertainya merupakan tanggung jawab setiap anak bangsa. Langkah pelestarian harus dilakukan segera dan menyeluruh dari hulu hingga hilir untuk menghindari kepunahan.

“Batik yang merupakan karya budaya warisan nenek moyang kita merupakan bagian dari perjalanan bangsa yang harus dilestarikan. Perlu langkah nyata dalam menjaganya,” kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, melalui keterangan tertulis, Senin (2/10), dalam rangka Hari Batik Nasional.

Menurut Lestari, upaya pelestarian batik saat ini menghadapi banyak tantangan, dari hulu hingga hilir, dari rantai produksi atau pembuatan batik.

Dari sisi hulu, ujar Rerie, sapaan akrab Lestari, regenerasi para pembatik tidak berjalan dengan baik sehingga semakin hari jumlah orang yang memiliki keterampilan membatik semakin berkurang.

Data Asosiasi Perajin dan Pengusaha Batik Indonesia (APPBI) tahun 2020, diperkirakan jumlah perajin batik mencapai 151.565 orang. Namun, saat ini hanya tinggal 37.914 perajin yang masih berproduksi.

Tak hanya itu, imbas pandemi covid-19 juga menyebabkan banyak perajin batik terpaksa alih profesi.

Di sisi hilir, lanjut Rerie yang juga anggota Komisi X DPR RI dari Dapil Jawa Tengah II (Kudus, Demak, Jepara) itu, pemahaman masyarakat tentang nilai-nilai yang terkandung dalam setiap karya batik juga semakin berkurang.

Kombinasi kendala di dua sisi dalam rantai produksi batik itu, jelas Rerie, mengancam eksistensi batik karya anak bangsa.

Langkanya perajin yang mampu membatik, tambah anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, seringkali dimanfaatkan oleh negara lain untuk memproduksi batik secara masal dengan harga yang lebih terjangkau dan mengikuti selera pasar.

Upaya untuk mengatasi sejumlah kendala yang mengancam eksistensi batik karya anak bangsa itu, tegas Rerie, harus segera dilakukan bila kita tidak ingin kehilangan warisan budaya yang sarat nilai luhur itu.

Rerie menilai memasyarakatkan penggunaan batik sangat penting, tetapi lebih penting adalah menjaga agar regenerasi pembatik berjalan dengan baik.

Ia menegaskan, upaya untuk melahirkan pembatik-pembatik muda harus mendapat dukungan dari para pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah, demi tetap berlangsungnya pelestarian batik beserta nilai-nilai budaya luhur yang dikandungnya. (*)

Add Comment