Julie Sutrisno Gelar Sosialisasi Restorasi Mangrove dan Gambut
LEWOLEBA (12 Oktober): Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Julie Sutrisno, menggelar bimbingan teknis (bimtek) percepatan pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan di Aula Kantor Camat Wulandoni, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin (9/10).
Acara yang digelar oleh Badan Restorasi Magrove dan Gambut (BRMG) bekerja sama dengan Komisi IV DPR RI itu menghadirkan narasumber Suwignya Utama selaku Kepala Kelompok Kerja Edukasi dan Sosialisasi BRMG, Daniwari Widiyanto selaku Kepala bidang wilayah II BBKSDA NTT; Dian Hendriana, Kepala Subkelompok Penyusunan Program dan Anggaran BRMG serta Bayu selaku Kepala Seksi Program BPDAS Benain Noelmina.
Kegiatan ini bertujuan memberikan pembekalan kepada kelompok petani di seluruh wilayah Indonesia, salah satunya di Lembata, NTT.
Dalam kesempatan tersebut, Julie Sutrisno menjelaskan, pengelolaan lahan gambut adalah upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini menjadi salah satu upaya serius pemerintah dalam penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
“Sejak terjadinya kebakaran di beberapa tempat di Indonesia, pemerintah telah membentuk Badan Restorasi Gambut melalui Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2016 yang kemudian diperpanjang melalui Peraturan Presiden Nomor 120 Tahun 2020 tentang Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) dengan terus melanjutkan program restorasi gambut dan mangrove di beberapa Provinsi prioritas, termasuk Provinsi NTT,” terang Julie.
Khusus untuk NTT, tambah Julie, terdapat ratusan ribu hektare lahan gambut yang menjadi prioritas program restorasi gambut. Badan Restorasi Gambut dan Mangrove telah merealisasikan kegiatan restorasi gambut melalui tiga pendekatan teknis atau yang dikenal dengan 3R, yakni rewetting yaitu upaya pembasahan kembali lahan gambut. Kemudian revegetasi yaitu penanaman kembali lahan gambut dan revitalisasi upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui aktivitas pengelolaan lahan yang ramah gambut.
“Sebagian besar aktivitas restorasi gambut yang dikerjakan telah melibatkan partisipasi aktif masyarakat. Hal ini membuat masyarakat sadar dan merasa memiliki akan lahan gambut yang berada di sekitarnya,” jelas Julie.
Julie juga memaparkan, BRGM telah merumuskan solusi permanen pembasahan kembali lahan gambut. Oleh karenanya dia percaya bahwa semua pihak memiliki niat dan tujuan yang sama dalam upaya restorasi ekosistem gambut, khususnya di Lembata.
“Melalui kegiatan ini, saya mengajak semua pihak, baik itu pemerintah pusat, pemerintah darah, masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, serta seluruh pihak yang terlibat untuk tetap memiliki komitmen yang tinggi untuk upaya restorasi gambut secara nyata,” tegasnya.
(minarni/*)