Mahar Politik Mengotori Kesucian Tujuan Berpolitik
JAKARTA, (12 Januari): Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai NasDem, Effendy Choirie atau yang lebih akrab disapa dengan Gus Choi menuturkan adanya mahar dalam dunia politik telah mencemari tujuan mulia dari dunia politik. Berpolitik dengan menggunakan mahar dikatakan oleh Gus Choi merupakan cara politik yang kotor.
"Mahar-mahar politik itu merupakan problem besar dalam dunia politik, NasDem sendiri mengalami ujian meski kita konsisten terhadap politik tanpa mahar," ujar Gus Choi dalam acara talk show bertajuk Ngobrol Pintar Soal Restorasi (Ngopi Sore) yang diadakan rutin setiap Rabu sore oleh Media Center DPP NasDem, di Jakarta, Rabu (10/1).
Dalam acara tersebut, secara gamblang Gus Choi menuturkan NasDem kerap menjumpai langsung praktik politik pencalonan kepala daerah yang dimintai syarat mahar dari partai lain. Politik mahar menganggu proses pencalonan kepala daerah. Banyak calon-calon kepala daerah hebat yang tidak bisa maju hanya karena tidak memiliki cukup uang untuk membeli perahu dukungan parpol.
"Padahal kader yang akan maju itu kader hebat, akhirnya dia terpakasa mencari-cari. Ini politik yang sudah tidak ada nilai, profesi politik yang suci itu rusak karena gara-gara pimpinan parpolnya sendiri," tutur Gus Choi geram.
Gus Choi melanjutkan, di tengah masifnya praktir mahar yang ada di dunia politik, NasDem ingin mencoba untuk mengubah cara berpolitik kotor tersebut. NasDem konsisten untuk menjalankan politik tanpa mahar. Hal itu dilakukan agar bisa menciptakan dunia politik yang berbudaya dan memiliki nilai moral yang tinggi.
"Di sini NasDem mau lakukan restorasi. Meski ironi kita harus tetap jalan dengan optimis berharap agar iklim politik di negri ini semakin membaik," jelasnya. (Uta/*)