Gobel Ajak Milenial Promosikan Wisata Gorontalo
GORONTALO (17 November): Wakil Ketua DPR RI Koordinator Bidang Industri dan Pembangunan (Korinbang), Rachmat Gobel, mengajak kaum milenial Gorontalo untuk mempromosikan pariwisata dan ekonomi kreatif di daerah itu.
“Kaum milenial adalah kekuatan. Jumlah mereka yang terbesar dibandingkan kelompok usia lain. Mereka generasi kreatif yang mandiri. Jadi ajak mereka untuk terlibat,” kata Gobel dalam bimtek kepariwisataan dan ekonomi kreatif, di Gorontalo, Kamis (16/11).
Bimtek yang diselenggarakan Dinas Pariwisata Provinsi Gorontalo dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif itu diikuti kaum milenial Gorontalo yang bergerak di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif.
Pada kesempatan itu, Gobel menampilkan apa yang sudah ia lakukan dalam mengembangkan pariwisata dan ekonomi kreatif di Provinsi Gorontalo. Ia merevitalisasi Pantai Tamendao (Kota Gorontalo), Danau Perintis (Kabupaten Bone Bolango), Menara Pakaya/Limboto (Kabupaten Gorontalo), Pantai Bolihutuo (Kabupaten Boalemo), dan Kampung Bajo di Desa Torosiaje (Kabupaten Pohuwato).
Di tempat-tempat tersebut Gobel menyelenggarakan Festival Ikan Tuna (Tamendao), Festival UMKM Milenial (Danau Perintis), dan Festival Pantai Bolihutuo. Ia juga menyenggarakan Festival Musik Milenial di Kampus Universitas Negeri Gorontalo. Selain itu, ia juga akan mengadakan Festival Torosiaje.
“Semua festival itu saya kemas dalam bentuk pesta musik, pasar rakyat, dan pesta kuliner yang melibatkan UMKM di Gorontalo,” kata Gobel.
Dalam setiap kesempatan, ia selalu mengemukakan bahwa Gorontalo sejak berdiri menjadi provinsi yang terpisah dari Sulawesi Utara, tetap konsisten sebagai provinsi termiskin nomor lima di Indonesia.
“Ini tentu memprihatinkan. Padahal, niat kita mendirikan provinsi agar bisa membangun sendiri untuk kemajuan dan kesejahteraan Gorontalo. Namun nyatanya kemiskinan terpelihara dengan baik. Tentu ini ada sesuatu yang salah yang harus diperbaiki. Karena itu politik saya adalah politik pembangunan dan politik kesejahteraan. Fokusnya adalah kemajuan dan kesejahteraan rakyat, bukan pejabatnya yang makin kaya,” tegasnya.
Lebih lanjut Gobel mengatakan, jumlah penduduk milenial Indonesia adalah yang terbesar. Penduduk yang berusia di bawah 40 tahun sekitar 64%, sedangkan jumlah penduduk yang berusia di bawah 30 tahun sekitar 48%. Mereka adalah Generasi Y, Generasi Z, dan Generasi Pasca Z.
“Jika kaum milenialnya berdaya maka Gorontalo akan menjadi provinsi yang maju dan makmur. Kita tingkatkan pendidikannya, kesehatannya, dan keterampilannya di bidang ekonomi,” imbuhnya.
Untuk itu, Gobel mengajak kaum milenial Gorontalo untuk mempromosikan pariwisata dan ekonomi kreatif. Menurutnya, Gorontalo kaya dengan potensi wisata, kaya kuliner yang lezat, dan memiliki UMKM yang unggul.
“Jika kaum milenial bisa mempromosikan wisata dan kuliner Gorontalo maka ekonomi akan tumbuh dan kesejahteraan meningkat,” katanya.
Karena itu ia menantang kaum milenial Gorontalo untuk membuat video yang mempromosikan Pantai Tamendao, Danau Perintis, Menara Pakaya, Pantai Bolihutuo, dan Desa Torosiaje. Ia akan memberikan hadiah untuk juara pertama Rp5 juta, juara kedua Rp3 juta, juara ketiga Rp2,5 juta, dan untuk 20 juara harapan masing-masing Rp1 juta.
“Silakan upload videonya di akun Instagram dan TikTok masing-masing. Mari kita membangun dan memajukan Gorontalo,” imbaunya.
Gobel juga menyampaikan bahwa ia telah memproduksi kueh coklat dengan merek Otanaha, yang diambil dari nama benteng di Gorontalo. Coklat itu menggunakan bahan baku kakao yang ditanam di Boalemo dan Pohuwato.
“Saat ini masih diproduksi di Jepang. Selain dipasarkan di Indonesia juga dipasarkan di Jepang dan Eropa. Biasanya di kemasan coklat tertulis Swiss atau Belgia, tapi di coklat Otanaha tertulis Gorontalo. Coklat Otanaha juga menggunakan gula aren yang diproduksi Gorontalo. Ini tentu membanggakan dan membantu petani coklat di Gorontalo,” katanya.
Tentang Menara Pakaya/Lomboto, Gobel mengatakan, di dunia cuma ada tiga menara yang dihias lampu, yaitu Menara Eiffel, Menara Tokyo, dan Menara Pakaya. “Jadi Gorontalo memiliki potensi wisata yang luar biasa,” katanya lagi.
Untuk membantu wisata Gorontalo, ia juga baru membuatkan baju karawo untuk dikenakan para sopir taksi di bandara. Mereka juga dibekali buku kecil yang berisi lokasi wisata dan lokasi kuliner serta souvenir Gorontalo. (*)