Remaja Bernegara Contoh Pendidikan Politik Rakyat oleh Parpol
YOGYA (21 Februari): Apresiasi terus bermunculan atas diluncurnya program Remaja Bernegara (RBN) oleh Partai NasDem. Kali ini, dukungan datang dari Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada (FISIP UGM) Wawan Mas’udi.
Akademisi itu menilai apa yang dilakukan Partai NasDem merupakan bagian untuk mengembalikan fungsi dasar partai politik yang sering dilupakan.
’’Ini (Program RBN) bisa menjadi langkah positif untuk kesadaran partai-partai politik di Indonesia bahwa ada tanggung jawab juga bagi partai politik untuk melakukan pendidikan politik bagi semua warga negara, termasuk anak muda, sehingga perlu dikemas dengan cara itu,’’ kata Wawan dalam keterangannya di Yogya,Kamis (20/2).
Wawan mengatakan, partai politik merupakan pilar penting demokrasi. Dalam peranannya sebagai pilar demokrasi, partai politik mempunyai tanggung jawab. Bukan hanya terkait instrumen, kendaraan, atau agensi untuk melakukan pertarungan kekuasaan, menjadi bagian dari pertarungan kekuasaan, atau merebut kekuasaan, tetapi lebih dari itu partai politik memiliki fungsi untuk melakukan pendidikan bagi masyarakat.
Peran untuk melakukan fungsi pendidikan politik tersebut sangat penting. Politic education, politic empowerment, dan civic education perlu dibangun dalam konteks partai politik.
’’Selama ini, partai politik di Indonesia seolah-olah hanya menjadi alat atau kendaraan untuk merebut kekuasaan dan sumber daya. Padahal, fungsi partai politik lebih dari itu,’’ kata Wawan.
Fungsi kedua partai politik adalah melakukan kaderisasi. Namun sistem kepartaian di Indonesia, tambah Wawan, masih terjebak pada sistem kartel. Kartel yang dimaksud adalah partai politik menjadi wadah bagi siapa pun, tanpa ada karakteristik ideologi atau arah jelas partai politik itu mau apa.
Karena itu, katanya, fungsi kaderisasi menjadi sangat penting, sehingga nantinya menghasilkan tokoh-tokoh, figur-figur, dan calon-calon politisi yang memiliki pemahaman jauh lebih komprehensif terkait sistem ketatanegaraan, fungsi-fungsi yang menjembatani antara masyarakat dan negara, fungsi-fungsi untuk melakukan agregasi dan artikulasi kepentingan masyarakat.
‘’Ini fungsi partai politik yang bisa dilakukan dengan mengembangkan model-model pengaderan. Apa yang dilakukan Partai NasDem dengan meluncurkan program Remaja Bernegara menjadi bagian dari kaderisasi proses politik,’’ jelas Wawan.
Pendidikan politik dan kaderisasi politik menjadi dua hal penting. Di luar itu, kata intelektual bidang politik tersebut, belajar dari politik di banyak negara, profesionalitas dalam mengelola partai politik menjadi sangat penting. Salah satu bentuknya adalah partai politik mempunyai sayap pengaderan untuk melakukan kegiatan-kegiatan fungsi regenerasi partai politik. Di Eropa misalnya, Partai Sosial Demokrat mempunyai sayap khusus untuk melakukan pengaderan anak muda. Di Norwegia dan Australia rata-rata punya sayap anak muda.
Yang dilakukan Partai NasDem melalui Remaja Bernegara, kata Wawan, merupakan bentuk regenerasi politik ke depan dan sebaiknya dilembagakan. Kelak, mereka siap mengambil alih kepemimpinan partai, menjadi bagian dari proses menjalankan politik secara benar, dan harus menjadi kandidat politik di semua organisasi, baik di legislatif maupun eksekutif.
’’Jadi Partai NasDem telah melakukan pendidikan politik, kaderisasi politik, yang tentu ada aspek ideologi yang bukan hanya perebutan kekuasaan, tetapi untuk pertanggungjawaban politik dari organisasi partai politik,’’ jelas Wawan.
Wawan berpesan agar anak muda jangan sampai antipolitik dan apolitis. Harus ada pemahaman bahwa politik itu sesuatu yang baik, bukan sekadar berebut kekuasaan. Dengan politik kita bisa memastikan cara mengelola institusi publik dan sumber daya untuk kemanfaatan masyarakat lebih luas.
Oleh karena itu, kata Wawan, bagi generasi muda penting untuk memahami suatu saat pada masanya mereka harus menjadi bagian dari regenerasi kepemimpinan.
’’Ada elemen-elemen kebijakan, tanggung jawab sosial, tanggung jawab sebagai warga negara untuk bisa memastikan agar pengelolaan sumber daya bersama benar-benar untuk kesejahteraan dan kemanfaatan rakyat,’’ pesan Wawan.
Langkah semacam itu tidak bisa tiba-tiba muncul. Empati sosial, tambah Wawan, harus dibangun sejak awal. Perlu dibangun juga bahwa dalam konteks membangun empati sosial dan solidaritas, anak muda dengan inisiatif-inisiatif yang dibuat oleh Partai NasDem bukan hanya berbicara tentang prosedur pengambilan kebijakan, tetapi substansi kebijakannya yang menunjukkan keberpihakan kepada rakyat dan ideologi.
Program Remaja Bernegara Partai NasDem, merupakan model parlemen untuk remaja usia 13-19 tahun. Mereka akan melakukan serangkaian kegiatan, seperti simulasi menjadi anggota dan pimpinan DPR, LSM, masyarakat, hingga menjadi kepala daerah dan menteri.
(*)