Tanah dan Laut Untuk Kesejahteraan Rakyat

JAKARTA, (7 Maret): Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai NasDem Bidang Pertanian dan Maritim Emmy Hafild ingin membawa makna baru dalam berpolitik, baginya tanah dan laut di negeri ini harus bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kesejahteraan rakyat. Emmy merasa prihatin melihat banyak petani yang belum mampu mencukupi kebutuhan hidupnya sendiri.

Menurut Emmy, para petani membutuhkan kerja keras untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Bantuan pemerintah seperti subsidi yang sudah digulirkan sejak era Soeharto dinilai belum mampu mencukupi kebutuhan hidup petani. Pada akhirnya saat ini banyak petani yang menjadikan pertanian sebagai pekerjaan paruh waktu atau bahkan ditinggalkan.

“Banyak kejadian petani tidak punya modal, mereka pinjam ke pengepul atau pihak penggilingan padi, sehingga pada saat dia panen para petani harus membayar hutang,” terang Emmy dalam acara persembahan Media Center DPP Partai NasDem “Ngopi Sore” yang disiarkan langsung Rabu (7/3).

Emmy yang juga mantan direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) ini memutuskan bergabung dengan Partai NasDem agar mampu menyerap lebih dalam aspirasi di masyarakat. Emmy menemukan fakta bahwa masih banyak petani yang terlilit hutang lantaran terkendala dengan modal. 

“Kalau hasil panennya bagus mereka bisa membayar hutang, tetapi kalau hasilnya tidak bagus mereka akan terlilit hutang,” terang Emmy

Emmy berharap pemerintah dapat hadir untuk menjamin hajat hidup petani dengan cara menstabilkan harga melalui sistem pergudangan, dukungan pengolahan industri serta jaminan asuransi bagi petani. Program reformasi agraria menurut Emmy dapat meringankan beban petani dalam mengawal ketersediaan pangan.

“Adanya sistem gudang agar petani mampu mengontrol harga jual, jangan sampai pembeli yang mengontrol harganya. Petani harus bisa menabung untuk mencukupi kebutuhan sandang pangan papan. Dengan begitu NasDem telah berusaha meningkatkan kesejahteraan petani,” ujar Emmy

Emmy juga menyoroti belum adanya pembangunan yang serius di kawasan laut Indonesia sebagai “grand design” menuju poros maritim dunia. Begitu juga rencana pembangunan wisata bahari yang dinilai Emmy memiliki potensi melimpah nan indah.

“Pemerintah punya BUMN harusnya bisa menyiapkan kapal besar untuk nelayan. Bayangkan kapal cantrang saja penghasilannya bisa mencapai 3 kali Upah Minimum Regional (UMR). Di Inggris saja ukuran kapalnya sudah sampai 2.000 GT kita kok tidak punya kapal besar yang 1.000 GT,” kata Emmy

Emmy melihat potensi maritim Indonesia di bidang wisata bahari begitu cemerlang, menurutnya sudah saatnya Indonesia berdiri sejajar dengan Singapore dan Australia bahkan Jerman dan China dalam pengadaan marina tempat bersandar kapal dari berbagai negara, yang berkualitas dan representatif. 

“Sepanjang Indonesia kita bisa membuat dua puluhan Marina tidak perlu di Australia atau Singapore, pemerintah harus siapkan infrastrukturnya dan juga pembangunan sumber daya manusianya,” pungkas Emmy.(*)

Add Comment