Surya Paloh Katakan Kehadiran Poros Baru Menambah Semangat Juang
JAKARTA, (9 Maret): Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh, menegaskan kontestasi demokrasi harus menjadi ajang pendidikan politik yang baik bagi seluruh lapisan masyarakat tanpa pembatasan suku, ras, agama, dan identitas lainnya. Kemudian calon Presiden NasDem, Joko Widodo, tidak akan terpengaruh oleh kehadiran poros baru tetapi gembira karena bisa menambah semangat juang.
"Kehadiran poros baru tidak akan mengganggu kami sebagai partai pengusung calon Presiden Joko Widodo. Pasalnya, kami percaya masyarakat Indonesia lebih banyak memilih Jokowi berdasarkan kinerjanya selama ini," tegas Surya Paloh saat diwawancarai MetroTV, di Kantor DPP Partai NasDem, Jakarta, Kamis (8/3).
Lebih jauh dijelaskan Surya, wacana kehadiran poros baru pengusung pasangan calon presiden di luar Jokowi dan Prabowo Subianto hanya akan menambah semarak Pemilihan Presiden pada 2019. Tidak hanya itu, poros baru apabila benar-benar terwujud dapat memberikan semangat juang yang lebih bagi partai pengusung Jokowi.
"Itu bagian dari latihan kita dalam memperjuangkan Jokowi yang kita percaya dan masyarakat percaya dedikasinya selama ini dalam membangun negara ini. Kemudian siapa pun berhak apabila memenuhi syarat untuk mencalonkan diri sebagai calon presiden atau wakil presiden meskipun tingkat elektoralnya rendah dan kita harus hargai itu," paparnya.
Surya menegaskan, NasDem akan mendukung penuh Jokowi termasuk ketika terpilih kembali menjadi presiden dengan memberikan semangat untuk lebih berani mengambil kebijakan meskipun tidak populis. Tidak hanya itu, NasDem ingin terus mengingatkan pemerintah supaya hadir dalam berbagai permasalahan yang tengah dihadapi bangsa.
Ia menyatakan juga bahwa sistem demokrasi yang saat ini dianut memiliki karakter liberal sehingga seluruh pihak harus menerima konsekuensinya. Itu termasuk dengan menerima pemimpin bangsa tanpa mendasarkannya pada suku, ras, agama, dan golongan tertentu.
Oleh sebab itu, kata dia, calon wakil presiden yang masih menjadi tanda tanya untuk menjadi pendamping Jokowi tidak tepat apabila masih didasarkan pada identitas atau latar belakang.
"Seluruh latar belakang semuanya punya hak dan tidak ada batasan sepanjang konstitusi memperbolehkannya," katanya.
Meski belum terpublikasi, Surya meyakini bahwa Jokowi sudah memiliki calon pendampingnya untuk memenangkan Pilpres 2019. Pasalnya, sangat naif apabila seorang calon presiden yang memiliki kinerja yang sangat baik dan diterima seluruh masyarakat serta memiliki elektabilitas tinggi tetapi belum memiliki pasangannya.
Yang pasti, kata dia, dirinya tidak beramibis mendampingi Jokowi karena sudah memutuskan untuk fokus mengabdikan diri kepada bangsa dan negara di luar jabatan presiden maupun wakil presiden.
"Hikmah dan pesan dari keputusan saya ini adalah tidak semua pucuk pimpinan partai politik punya niat jadi capres dan cawapres," ujarnya. (MI/*)