Pemain Sirkus dan Taman Safari Diminta Selesaikan Masalah secara Kekeluargaan
Getting your Trinity Audio player ready...
|
JAKARTA (21 April): Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni, meminta eks pemain sirkus dari Oriental Circus Indonesia (OCI) dan Taman Safari Indonesia duduk bersama mencari solusi atas dugaan eksploitasi dan pelanggaran hak asasi manusia (HAM).
“Makanya saya tadi ngotot untuk para pihak, baik pengelola maupun pemain mantan sirkus itu duduk sama-sama untuk mencari titik tengah. Apa yang diharapkan mantan pemain sirkus dan si pengelola,” ujar Sahroni seusai RDPU dengan OCI, Taman Safari Indonesia, dan Polda Jabar, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (21/4/2025).
Sebelumnya, mantan pemain sirkus yang tergabung dalam OCI mengaku mendapatkan penyiksaan dan eksploitasi dari pengelola OCI dan Taman Safari sejak 1970-an. Mereka mengadukan dugaan eksploitasi dan pelanggaran hak asasi manusia kepada Kementerian Hak Asasi Manusia (HAM), Selasa (15/4/2025).
Sahroni meminta kasus itu disikapi secara kekeluargaan dan mencari jalan tengah. Mantan pemain sirkus berharap ada tanggung jawab dari pihak pengelola. Sementara pihak Taman Safari juga merasa dirugikan karena ada beberapa pemberitaan yang tidak sepenuhnya benar.
“Misalnya tadi ada contoh, ada namanya Hilda kalau nggak salah, yang jatuh, yang katanya tidak diberikan perawatan. Ternyata kan dijawab, diberikan perawatan, sampai diterbangin, yang nilainya sampai Rp36 juta,” ujarnya.
Menurut legislator Partai NasDem itu, kasus tersebut juga sulit untuk dibawa ke ranah hukum karena sudah terjadi lebih dari 30 tahun yang lalu.
“Nah ini kan kasus perkara sudah 35 tahun. Kalau ngomong dalam aturan penegakan hukum, ini sudah kadaluwarsa. Enggak bisa ini barang,” tandasnya.
Komisi III DPR, lanjut Sahroni, memberikan waktu tujuh hari untuk mantan pemain sirkus dan pihak Taman Safari berdiskusi mencari jalan tengah.
“Akhirnya saya kasih waktu ke mereka tujuh hari. Kalau tujuh hari enggak diselesaiin, maka silakan melalui proses penegakan hukum, yang nanti akan kita awasi,” tukasnya.
(Yudis/*)