Syarief Abdullah Soroti Mahalnya Harga Tiket Pesawat saat Mudik Lebaran 2025
Getting your Trinity Audio player ready...
|
JAKARTA (23 April): Anggota Komisi V DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Syarief Abdullah Alkadrie, menyoroti mahalnya harga tiket pesawat untuk perjalanan singkat, serta sulitnya moda transportasi di wilayah Kalimantan Barat saat mudik Lebaran 2025.
“Harga tiket pesawat Pontianak ke Jakarta, hanya satu jam, harganya Rp2,5 juta untuk ekonomi, untuk bisnis sampai Rp7 juta,” ungkap Syarif dalam Rapat Kerja dan Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi V DPR dengan Kementerian Perhubungan, Kementerian Pekerjaan Umum, BNPB, BMKG, dan Basarnas, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (23/4/2025).
Syarief meminta Menhub memberikan perhatian agar tiket pesawat menjadi lebih terjangkau. Selain itu, dia juga menyinggung persoalan angkutan laut di Kalimantan Barat yang masih kerap terkendala oleh dangkalnya alur Sungai Kapuas.
“Ada angkutan laut yang harus tertunda satu hari satu malam karena kapal tidak bisa keluar akibat alur yang dangkal. Hal ini sudah berulang kali saya sampaikan dan perlu segera mendapat perhatian karena sudah beberapa tahun tidak dikeruk,” tegasnya.
Sebagai solusi, Syarief mendorong agar operasional Pelabuhan Kijing, Mempawah, Kalbar, bisa dimaksimalkan. Dia meminta Pelindo sebagai pengelola pelabuhan untuk segera melengkapi infrastruktur yang masih kurang.
“Saya rasa ini salah satu solusinya agar distribusi logistik dan arus barang serta penumpang bisa berjalan lebih lancar,” jelas legislator dari Dapil Kalbar I (Sambas, Bengkayang, Kota Singkawang, Landak, Kayong Utara, Ketapang, Kota Pontianak, Mempawah, dan Kubu Raya) itu.
Syarief juga mengusulkan pembukaan kembali penerbangan internasional dari Bandara Supadio Pontianak ke Kuala Lumpur dan Kuching, Malaysia. Menurutnya, Bandara Supadio sudah menjadi bandara pengumpan utama dengan penerbangan ke berbagai kota di Indonesia seperti Yogyakarta, Kalimantan Timur, Bali, Semarang, dan Surabaya.
“Sudah logis jika penerbangan ke Kuching dan Kuala Lumpur dibuka kembali, karena kebutuhan masyarakat kedua daerah ini cukup besar. Ini juga dapat meningkatkan pendapatan bagi Angkasa Pura,” ujarnya.
Meski demikian, Syarief mengapresiasi kinerja jajaran Kemenhub, Kementerian PUPR, BMKG, dan Basarnas yang terus bekerja keras memberikan layanan terbaik bagi masyarakat sepanjang arus mudik 2025.
(Kabul/Yudis/*)