Zulfan: Fahri dan Fadli Mencederai Aksi Damai 4 November
JAKARTA (6 November): Hadirnya Fadli Zon dan Fahri Hamzah sebagai pimpinan DPR-RI dalam aksi demonstrasi 4 November mendapat banyak kritikan. Fadli dan Fahri dinilai justru mencederai citra aksi damai yang diusung para ulama.
Hal tersebut disampaikan Anggota DPR dari Fraksi NasDem Zulfan yang mengatakan sikap Fadli dan Fahri malah mencoreng aksi damai.
Aksi damai yang sedianya dicitrakan sebagai penyampaian aspirasi yang murni menuntut agar proses hukum kepada Basuki Tjahaja Purnama segera dilaksanakan malah dipandang terkesan politis dengan kehadiran dua pimpinan DPR tersebut.
"Ini menurut saya kekanak-kanakan. Emang tidak cukup dia punya forum di DPR? Mau pencitraan momen lagi di luar DPR. Ini tidak boleh, tidak layak," ujar Zulfan di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (5/11).
Legislator asal Aceh ini menyayangkan dua pimpinan DPR tersebut ikut aktif menyampaikan orasi di dalam aksi demonstrasi. Secara etika, tidak boleh seorang pimpinan lembaga negara sembarangan ikut aktif di dalam demonstrasi di dalam aksi massa.
Lebih jauh Zulfan menambahkan, kehadiran keduanya sebetulnya tidak dipermasalahkan jika tidak terlibat aktif. Tapi, yang jadi masalah, adalah ketika keduanya ikut berorasi soal kasus dugaan penistaan agama yang menyeret Ahok.
Politisi NasDem ini menyebut, baik Fadli dan Fahri tidak patut ikut bersuara dalam aksi damai tersebut. Sebab, bisa saja banyak masyarakat yang mengira orasi Fadli dan Fahri merupakan representasi sikap dari lembaga yang mereka pimpin, DPR.
"Menurut saya sudah tidak sehat. Kalau mau berpolitik seperti itu, mau aktif seperti itu, copotlah jabatannya atau mundur dari pimpinan DPR," tegas Lindan seperti dilansir dari mediaindonesia.com.
Aksi Fadli dan Fahri, tambah dia, bukan tidak mungkin berakhir dengan laporan dari anggota DPR kepada Majelis Kehormatan Dewan.
Ia menyatakan bakal menyampaikan hal ini kepada koleganya di lembaga legislatif itu usai masa reses berakhir.
"Saya akan ajak teman-teman untuk mengusut. Tidak setiap orang mengatasnamakan DPR. Saya tahu, dia tidak mewakili DPR, tapi orang kan tahunya dia pimpinan DPR," ucapnya. (*)