Menanam Pohon Investasi Pahala dan Fondasi Karakter Bangsa

Getting your Trinity Audio player ready...

Oleh: Dr. Ayu Alwiyah Aljufri
Anggota Dewan Pertimbangan DPP Partai NasDem-Peneliti Psikologi Islam)

 

DALAM hiruk-pikuk kehidupan modern, kita sering kali mengabaikan hal-hal kecil yang sejatinya memiliki dampak besar, baik bagi lingkungan maupun bagi keberlangsungan pahala kita di akhirat.

Salah satu amalan yang tampak sederhana namun mengandung nilai spiritual luar biasa adalah menanam pohon.

Menanam pohon bukan hanya tentang upaya konservasi alam atau penghijauan kota. Lebih dari itu, ia adalah bentuk nyata dari kepedulian seorang hamba terhadap ciptaan Allah.

Setiap daun yang tumbuh, setiap makhluk yang berteduh, dan setiap kehidupan yang bergantung pada pohon itu, menjadi saksi kebaikan di hadapan Allah. Bahkan ketika kita telah tiada, pohon yang kita tanam masih bisa terus memberi manfaat dan menjadi pahala jariyah—amal yang terus mengalir.

Nabi Muhammad telah menegaskan dalam sabdanya: “Tidaklah seorang Muslim menanam tanaman atau menabur benih, lalu ada burung, manusia, atau hewan yang memakannya, melainkan itu menjadi sedekah baginya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Menanam Karakter

Dalam perspektif psikologi Islam, tindakan menanam pohon mencerminkan nilai-nilai mendasar dalam pembangunan karakter: keikhlasan, tanggung jawab, kesabaran, dan kebermanfaatan bagi sesama. Nilai-nilai ini pula yang menjadi fondasi dalam membangun karakter bangsa yang kokoh dan kuat.

Bangsa yang besar bukan hanya dibangun oleh kekuatan ekonomi atau politik, melainkan oleh kualitas manusia-manusianya. Mereka yang menjunjung tinggi kepedulian, integritas, dan keberlanjutan hidup. Maka, menanam pohon adalah simbol dari pembangunan karakter bangsa: menanam kebaikan hari ini untuk dituai oleh generasi masa depan.

Dalam semangat membangun bangsa yang kuat secara moral dan ekologi, Dewan Pertimbangan DPP Partai NasDem yang dipelopori oleh ketuanya, Prof. Dr. Siti Nurbaya, bersama para anggotanya, melaksanakan kegiatan mulia penanaman 200 pohon di Area Bukit Perkemahan, Kota Salatiga pada 27 Juni 2025.

Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian Rapat Kerja Daerah (Rakerda) DPD Partai NasDem Kota Salatiga, dan menjadi bukti nyata bahwa partai politik tidak hanya hadir dalam ruang kekuasaan, tapi juga dalam ruang pengabdian dan teladan moral bagi masyarakat.

DPD NasDem Salatiga menjadi langkah awal Dewan Pertimbangan Pusat dalam memulai perjalanannya melancarkan misi kemanusiaan, melalui aksi nyata peduli lingkungan dan pembangunan karakter bangsa.

Kegiatan ini tidak sekadar simbolik, melainkan sebuah panggilan moral untuk membumikan nilai-nilai kemanusiaan dalam bentuk yang paling konkret dan membumi.

Semoga terobosan awal dari Kota Salatiga ini menjadi inspirasi dan pemicu semangat bagi DPD-DPD Partai NasDem lainnya di seluruh penjuru tanah air—dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas hingga Pulau Rote—untuk turut serta menjalankan gerakan penghijauan dan pembinaan karakter masyarakat sebagai bagian dari tanggung jawab moral dan sosial sebuah partai politik modern.

Dengan semangat ini, Partai NasDem diharapkan menjadi pelopor gerakan politik hijau nasional, yang tidak hanya berbicara tentang kekuasaan, tetapi juga tentang peradaban; tidak hanya berorientasi pada elektabilitas, tetapi juga pada kelestarian bumi, kebaikan sosial, dan ketangguhan spiritual bangsa Indonesia.

Langkah ini merupakan wujud nyata dari visi dan misi partai dalam membangun karakter bangsa yang berwawasan lingkungan, berkeadilan sosial, serta menjunjung nilai-nilai kemanusiaan dan keberlanjutan. Karena bangsa yang menghormati alam adalah bangsa yang memahami tanggung jawab peradabannya.

Refleksi dan Aksi

Menanam pohon adalah bentuk ibadah yang membumi. Ia tidak membutuhkan modal besar, hanya niat tulus dan tangan yang mau bergerak. Jika setiap Muslim menanam satu pohon saja dalam hidupnya, bayangkan berapa banyak manfaat ekologis dan spiritual yang akan lahir.

Maka marilah kita mulai dari halaman rumah, pekarangan masjid, sekolah, kantor, atau lahan kosong di sekitar lingkungan. Tidak perlu menunggu momentum besar. Tanamlah satu pohon hari ini, dan biarkan ia menjadi saksi bisu yang mengabarkan amal baikmu kelak di hadapan Allah.

Karena menanam pohon, pada hakikatnya bukan hanya menanam batang dan daun, tetapi menanam nilai kehidupan, menanam karakter, dan menanam pahala yang terus mengalir hingga akhir zaman.

(WH/GN)

Add Comment