Pelatihan Kaji Cepat Bencana adalah Bentuk Tanggung Jawab Kemanusiaan

Getting your Trinity Audio player ready...

PADANG (21 Juli): Anggota Komisi VIII DPR RI, Lisda Hendrajoni, menekankan pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana di Tanah Air. Kapasitas penanggulangan bencana di wilayah rawan seperti Sumatra Barat harus terus ditingkatkan.

“Sumatera Barat adalah salah satu provinsi dengan risiko tinggi terhadap berbagai bencana, mulai dari gempa bumi, banjir, longsor, hingga tsunami. Ini bukan untuk ditakuti, tapi untuk dihadapi dengan ilmu, kesiapsiagaan, dan kolaborasi lintas sektor,” tegas Lisda dalam Pelatihan Kaji Cepat Bencana, di Gedung Sakato, Sumatra Barat, Senin (21/7/2025).

Lisda menyebut bahwa pelatihan kaji cepat bencana sangat dibutuhkan untuk memperkuat respons cepat dalam situasi darurat. Pelatihan tersebut diharapkan membuat para peserta mampu melakukan analisis cepat, menghasilkan data yang akurat, memperkuat koordinasi antarlembaga, serta memahami aspek kemanusiaan dalam setiap proses tanggap darurat.

Ia mengungkapkan, Komisi VIII DPR terus mendorong sejumlah langkah strategis dalam penanggulangan bencana. Di antaranya, peningkatan anggaran bagi daerah rawan bencana, penguatan kapasitas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), serta percepatan pembahasan RUU Kebencanaan yang lebih adaptif terhadap perkembangan zaman.

“Kami juga terus mendukung pendidikan kebencanaan di sekolah-sekolah serta memperkuat kemitraan antara pemerintah dan relawan lokal, karena mereka terbukti menjadi garda terdepan saat bencana terjadi,” jelas Lisda.

Lisda menekankan bahwa kaji cepat bukan sekadar teknis, tetapi juga bentuk tanggung jawab kemanusiaan.

“Dalam dunia kebencanaan, waktu adalah nyawa. Kaji cepat adalah instrumen penting untuk menyelamatkan lebih banyak nyawa. Saya mengajak seluruh peserta agar mengikuti pelatihan ini dengan serius, karena keahlian kalian kelak akan sangat menentukan dalam situasi yang sesungguhnya,” pungkasnya.

Kegiatan tersebut menjadi bagian dari upaya kolektif membangun Indonesia yang tangguh terhadap bencana, dimulai dari Sumatra Barat sebagai wilayah yang rawan namun memiliki semangat kuat dalam mitigasi.

Pembukaan Pelatihan Kaji Cepat Bencana tersebut juga dihadiri Kepala BPSDM Sumatra Barat Dr. Ir. Desniarti M.M serta perwakilan dari BNPB RI Nurhasanah, diikuti oleh berbagai unsur, mulai dari pemerintah daerah, relawan, akademisi, hingga komunitas kebencanaan.

Sejumlah narasumber dari BNPB RI serta praktisi dan evaluator disiapkan pada kegiatan yang rencananya akan digelar hingga 25 Juli 2025 mendatang itu.

(Bee/*)

Add Comment