Shadiq Apresiasi BRICS Literature Award Conference Perkuat Diplomasi Kebudayaan
JAKARTA (27 Oktober): Anggota DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, M Shadiq Pasadigoe, mengapresiasi inisiatif BRICS Writers Association Indonesia dalam memperkuat diplomasi kebudayaan dan sastra internasional.
“BRICS kini tidak hanya berbicara ekonomi dan politik, tetapi juga tentang nilai-nilai kemanusiaan melalui karya sastra. Ini langkah maju yang sangat membanggakan,” ujar Shadiq saat menghadiri Konferensi Pers BRICS Literature Award, di Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, Senin (27/10/2025).
Kegiatan yang diinisiasi oleh BRICS Writers Association Indonesia itu menjadi momentum penting bagi Indonesia dalam memperkuat diplomasi kebudayaan dan sastra internasional.
BRICS yang dahulu hanya beranggotakan lima negara yakni Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan, kini telah berkembang menjadi 10 negara, termasuk Indonesia sebagai anggota baru yang aktif berperan dalam bidang budaya dan sastra.
Selama ini BRICS dikenal sebagai forum kerja sama di bidang politik dan ekonomi, namun kini mulai memperluas perannya ke sastra dan kebudayaan sebagai bagian dari diplomasi kemanusiaan global.
Kegiatan tersebut juga disaksikan secara hybrid oleh perwakilan dari berbagai negara anggota BRICS melalui Zoom Meeting, menunjukkan besarnya perhatian dunia terhadap peran baru sastra dalam mempererat hubungan antarbangsa.
Dalam acara tersebut turut hadir Dr Ganjar Harimansyah, Sekretaris Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (BPPB); Mr Vadim Terekhin, Co-Chairman BRICS Literature Network dari Rusia; serta tokoh sastra Indonesia Sasri Bakry yang kini menjabat sebagai Koordinator BRICS Writers Association Indonesia.
Shadiq menyampaikan bahwa Presiden Prabowo Subianto sebelumnya telah menyampaikan apresiasi terhadap peran BRICS di Brasil, dan kini Indonesia turut meneguhkan diri sebagai bagian dari gerakan budaya global tersebut.
Pada konferensi tersebut, panitia mengumumkan 10 nominasi BRICS Literature Award 2025, yang diikuti oleh penulis-penulis dari negara-negara anggota.
Shadiq menekankan pentingnya dukungan negara terhadap dunia sastra dan kebudayaan sebagai bagian dari kekuatan lunak (soft power) Indonesia di tingkat global.
“Melalui sastra, kita menanamkan nilai, menyebarkan kedamaian, dan memperkenalkan karakter bangsa Indonesia yang berbudaya,” tambahnya.
Acara tersebut menjadi tonggak penting bahwa Indonesia kini tidak hanya dikenal di bidang politik dan ekonomi, tetapi juga sebagai kekuatan baru dalam diplomasi budaya dunia. (Tim media Shadiq)