Delegasi NasDem Dalami Strategi Kemandirian Teknologi Tiongkok
BEIJING (14 November): Delegasi Partai NasDem mengikuti seminar di Beijing, Tiongkok, yang mengusung tema “Accelerating Sci-Tech Self-Reliance and Self-Strengthening at Higher Levels, Leading the Development of New Quality Productivity.”
Seminar yang berlangsung Jumat (14/11) itu menghadirkan dialog mendalam antara pakar Tiongkok dan delegasi Partai NasDem serta delegasi dari negara-negara ASEAN mengenai bagaimana negara-negara Asia dapat memperkuat kemandirian sains dan teknologi sebagai fondasi produktivitas baru di era global.
Profesor Xu Jie dari Departemen Ekonomi, Sekolah Partai Pusat Partai Komunis Cina (CPC) (milik Pemerintahan Tiongkok), yang juga menjabat Direktur Bagian Pengajaran dan Penelitian Ekonomi Industri, memaparkan arah strategis pembangunan teknologi di Tiongkok. Ia menjelaskan bahwa kemandirian teknologi (sci-tech self-reliance) dibangun dengan visi nasional yang konsisten, investasi riset jangka panjang, integrasi inovasi ke dalam perekonomian, serta penguatan ekosistem talenta.
“Kemandirian teknologi bukan tentang menutup diri dari dunia, tetapi tentang memiliki kekuatan ilmiah untuk berkolaborasi secara setara. Tiongkok ingin memberi kontribusi bagi kemajuan peradaban manusia melalui inovasi yang lahir dari kekuatan sendiri,” jelas Xu Jie.
Ia menambahkan bahwa konsep new quality productivity mengarah pada produktivitas generasi baru yang menggabungkan kreativitas manusia, kualitas riset, teknologi strategis, dan orientasi pembangunan jangka panjang yang berkelanjutan.
“Produktivitas berkualitas harus mampu meningkatkan kesejahteraan rakyat, bukan hanya mempercepat pertumbuhan. Teknologi masa depan harus human-centered,” tegas Xu Jie seperti dilaporkan wartawan partainasdem.id, N.D. Santoso dari Beijing, Tiongkok, Jumat (14/11).
Dalam forum tersebut, Xu Jie secara khusus memuji Indonesia sebagai negara dengan modal teknologi yang sangat besar.
“Indonesia memiliki kekuatan STEM – sains, teknologi, teknik, dan matematika – yang luar biasa. Dengan sumber daya manusia seperti itu, Indonesia memiliki potensi besar untuk membangun kapasitas teknologinya sendiri dan menjadi pemain penting di kawasan,” ujarnya.
Ia menilai keunggulan demografi Indonesia, kemunculan talenta muda, dan pertumbuhan ekonomi kreatif sebagai fondasi kuat bagi Indonesia untuk bertransformasi menuju teknologi generasi berikutnya. Pernyataan ini menjadi dorongan penting bagi delegasi Partai NasDem untuk melihat peluang kerja sama strategis Indonesia – Tiongkok dalam bidang inovasi dan penguatan SDM.
Menanggapi paparan Xu Jie mengenai talenta dan inovasi, Laurentia Mellynda, anggota delegasi Partai NasDem yang juga anggota DPRD Kota Cirebon, Jawa Barat, mengatakan Indonesia terus memperkuat ekosistem kewirausahaan teknologi untuk generasi muda.
“Pemerintah Indonesia mendorong tumbuhnya young entrepreneur melalui berbagai program inkubasi startup di Kementerian UMKM dan Kementerian Ekraf. Banyak kompetisi yang memberikan grant dan dukungan pembiayaan untuk membantu anak muda memperluas inovasinya,” ujar Mellynda.
Ia menambahkan bahwa akses permodalan kini semakin terbuka melalui venture capital baik dari sektor swasta maupun pemerintah.
“Akses pembiayaan memang semakin terbuka, tetapi tetap harus disertai regulasi yang kuat agar menghindari fraud dan memastikan ekosistem inovasi tumbuh secara sehat,” jelasnya.
Pemaparan Mellynda memperlihatkan bahwa Indonesia siap memperkuat kapasitas talenta digital dan kewirausahaan teknologi, sehingga kolaborasi dengan Tiongkok akan berpotensi menghasilkan percepatan produktivitas baru di Asia.
Ketua Delegasi Partai NasDem, Rio Okto Mendrino Waas, menilai pemaparan Xu Jie sangat relevan bagi Indonesia dan sejalan dengan agenda masa depan Partai NasDem.
“Apa yang dipaparkan Prof. Xu menunjukkan bahwa kemandirian teknologi lahir dari visi nasional, investasi riset, dan kolaborasi antaraktor. Indonesia memiliki potensi besar, dan ini harus dikelola dengan strategi yang jelas. NasDem percaya masa depan bangsa ditentukan oleh kemampuan kita membangun teknologi sendiri,” ujarnya.
Rio menegaskan bahwa paradigma produktivitas baru yang menggabungkan teknologi, inovasi, dan nilai kemanusiaan sangat selaras dengan visi Restorasi Indonesia.
“Teknologi harus menghadirkan manfaat langsung bagi manusia. Itulah inti dari restorasi, membangun kemajuan yang berpihak pada rakyat,” tambahnya.
Sedangkan, Damianus Bilo, Staf Khusus Ketua Umum Partai NasDem, menyoroti bahwa inovasi teknologi Tiongkok memiliki karakter yang unik karena dibangun di atas identitas nasional.
“Yang menarik adalah bagaimana inovasi teknologi Tiongkok berakar pada nilai budaya dan narasi bangsanya. Mereka membangun teknologi sebagai bagian dari jati diri nasional. Indonesia perlu mengembangkan pendekatan serupa agar inovasi kita memiliki karakter, arah, dan makna,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa kerja sama teknologi Indonesia- Tiongkok harus dipahami sebagai pertukaran nilai, perspektif, dan imajinasi masa depan Asia.
“Ini bukan sekadar pertukaran skill. Ini adalah pertukaran gagasan, cara pandang, dan visi tentang masa depan Asia. NasDem melihat diplomasi inovasi ini sebagai bagian penting dari masa depan Indonesia,” tutupnya.
Seminar itu menjadi salah satu agenda kunci dalam rangkaian program kunjungan multinegara ASEAN di Tiongkok, pada 12–19 November 2025, termasuk delegasi Partai NasDem yang mencakup dialog politik, kunjungan ke pusat riset, diplomasi kebudayaan, serta pertemuan dengan pejabat International Department of the Communist Party of China (IDCPC).
Delegasi Partai NasDem ke Tiongkok terdiri dari Rio Okto Mendrino Waas (Ketua Digital dan Siber DPP Partai NasDem), Damianus Bilo (Staf Khusus Ketua Umum Partai NasDem), N.D. Santoso (Koordinator Media Center Partai NasDem), dan Laurentia Mellynda (Anggota DPRD Kota Cirebon, Jawa Barat).
(NS/KL)