NasDem Kalbar Lepas 20 Ribu Tukik, Wujud Komitmen Restorasi Lingkungan

SAMBAS (17 November): Gerakan restorasi lingkungan yang diusung Partai NasDem kembali mendapat sorotan nasional. Pada Sabtu (15/11) di Pantai Tanjung Api, Desa Sebubus, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, sebanyak 20 ribu tukik dilepas ke laut lepas dalam upaya konservasi spektakuler. Jumlah tersebut tercatat sebagai pelepasan tukik terbanyak se-Indonesia.

Aksi itu diinisiasi DPW Partai NasDem Kalimantan Barat bekerja sama dengan Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Kambau Borneo dan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Tanjung Api. Kolaborasi itu sekaligus menegaskan bahwa agenda konservasi tidak bisa dipikul oleh satu pihak, tetapi memerlukan gerakan kolektif lintas elemen masyarakat.

Kegiatan tersebut menjadi bagian dari rangkaian HUT ke-14 Partai NasDem serta Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) Partai NasDem Kalbar yang dipusatkan di daerah pesisir Paloh, wilayah yang selama ini dikenal sebagai salah satu habitat penting pendaratan penyu di Indonesia.

Prosesi pelepasan dipimpin Ketua DPW Partai NasDem Kalbar Syarief Abdullah Alkadrie, bersama Ketua Dewan Pertimbangan Partai NasDem Kalbar Sutarmidji, disaksikan ratusan kader, simpatisan, masyarakat pesisir, hingga anak-anak muda yang ikut terlibat langsung di lapangan.

Syarief menegaskan bahwa agenda konservasi itu merupakan pengejawantahan nyata nilai-nilai Restorasi yang diusung Partai NasDem. Menurutnya, menjaga alam bukan sekadar kampanye, tetapi kewajiban moral untuk memastikan keberlanjutan ekosistem pesisir.

“Dalam rangka HUT ke 14 Partai NasDem yang dirangkaikan dengan Rakerwil, kami laksanakan berbagai kegiatan. Salah satunya ikut berpartisipasi menjaga kelestarian fauna yang dilindungi, salah satunya penyu. Hari ini kami lepas 20 ribu tukik sebagai bentuk restorasi alam,” ungkapnya.

Syarief, yang juga anggota DPR RI Dapil Kalbar, menambahkan bahwa komitmen lingkungan harus diwujudkan melalui tindakan nyata, bukan hanya slogan. Karena itu, ia mendorong seluruh kader Partai NasDem di Kalbar untuk terus mengambil peran aktif menjaga ekologi pesisir, terutama garis pantai yang menjadi habitat penting bagi berbagai spesies penyu.

“Kami ingin memastikan alam tetap lestari, sesuai semangat NasDem untuk memperbaiki apa yang perlu kita perbaiki,” tegasnya.

Sutarmidji menegaskan pentingnya pelepasan tukik sebagai investasi ekologis jangka panjang. Dengan tingkat survival rate yang sangat rendah, pelepasan tukik dalam jumlah besar menjadi strategi penting untuk menjaga keberlanjutan populasi penyu.

“Penyu itu sangat sulit bertahan hidup. Kalau kita lepas 20 ribu tukik, dan nanti ada 20 yang kembali bertelur di tempat yang sama, itu sudah sangat bagus. Harapan hidupnya hanya 1 banding 1.000. Karena itu, butuh keseriusan dari pemerintah daerah maupun pusat agar konservasi ini berkelanjutan,” katanya.

Ia juga mengapresiasi keterlibatan generasi muda dalam proses konservasi. Menurutnya, keberlanjutan upaya pelestarian lingkungan sangat bergantung pada kepedulian dan partisipasi anak muda sejak dini.

Dalam kesempatan itu, Midji sapaan akrabnya menyinggung kembali potensi Pantai Temajuk dan kawasan Paloh yang memiliki garis pantai sepanjang 63 kilometer, salah satu yang terpanjang sekaligus terbersih di dunia.

“Pantai ini sangat bagus untuk konservasi. Banyak daerah lain kalah dengan Pantai Temajuk. Tapi sayangnya, meski jalannya sudah sangat mulus, urusan telekomunikasi dan listrik masih jadi kendala. Padahal kalau dua hal ini terpenuhi, Temajuk bisa menjadi objek wisata luar biasa dan modal besar kemajuan Sambas dan Kalbar,” ungkapnya.

Pantai Paloh dikenal sebagai salah satu lokasi pendaratan penyu penting di Indonesia. Ribuan induk penyu kembali ke pantai ini setiap tahun untuk bertelur. Namun ancaman perubahan iklim, polusi laut, serta aktivitas manusia yang tidak terkendali membuat populasi penyu semakin terdesak.

Melalui pelepasan 20 ribu tukik ini, Partai NasDem Kalbar mengirim pesan kuat bahwa penyelamatan lingkungan harus menjadi kerja bersama sekaligus kerja panjang yang tidak boleh berhenti pada seremoni.

(WH/KL)

Add Comment