Cegah Longsor dan Banjir, NasDem Desak Perbaiki Tata Kelola Hutan
JAKARTA (28 November): Ketua DPP Partai NasDem Bidang Lingkungan Hidup, Lusyani Suwandi, menyampaikan keprihatinan mendalam atas rangkaian bencana yang melanda sejumlah wilayah di Sumatra, mulai dari badai, longsor, hingga banjir bandang.
Menurut dia, bencana yang menimbulkan kerusakan luas dan korban jiwa itu bukan hanya dampak cuaca ekstrem, tetapi juga sinyal keras bahwa kerusakan lingkungan di kawasan hulu telah mencapai tahap yang mengkhawatirkan.
Menurut Lusyani, menurunnya tutupan hutan dan meningkatnya aktivitas pemotongan kayu di berbagai daerah telah melemahkan fungsi ekologis hutan sebagai penahan air dan tanah. Akibatnya, saat terjadi hujan intensitas tinggi atau badai, kawasan hulu tidak lagi mampu menahan lonjakan debit air yang kemudian meluap dan menyebabkan banjir bandang di wilayah hilir.
“Ketika hutan yang seharusnya menjadi pelindung terus berkurang, tanah menjadi rapuh dan tidak mampu menahan volume air yang besar. Kita harus jujur bahwa kerusakan seperti ini tidak terjadi dalam semalam, tetapi merupakan akumulasi dari praktik pembalakan dan penggunaan lahan yang abai terhadap keselamatan warga,” ujar Lusyani di Jakarta, Jumat (28/11).
Ia juga mengingatkan bahwa fenomena banyaknya kayu gelondongan yang hanyut di beberapa lokasi banjir menunjukkan adanya aktivitas penebangan hutan yang patut dievaluasi lebih jauh, khususnya terkait kepatuhan terhadap izin dan aturan pemanfaatan hutan. Kondisi tersebut, harus menjadi peringatan bahwa praktik deforestasi ilegal maupun penggunaan lahan yang tidak sesuai daya dukung lingkungan tidak boleh dibiarkan terus berlangsung.
Salah satu pimpinan Partai NasDem itu menekankan pentingnya penegakan hukum yang lebih tegas terhadap pembalakan liar, pengawasan ketat terhadap aktivitas industri, serta perbaikan tata kelola hutan. Pemerintah harus memastikan bahwa setiap kayu yang diproduksi dan diperdagangkan dari Indonesia adalah legal, lestari, dan terverifikasi. Tanpa pembenahan menyeluruh, kerusakan hutan akan terus memperbesar risiko bencana di masa depan.
Di sisi lain, Lusyani mendorong penguatan sistem peringatan dini dan kesiapsiagaan jalur evakuasi di daerah rawan bencana. Menurutnya, edukasi publik dan kesiapan masyarakat dalam menghadapi cuaca ekstrem tidak boleh diabaikan, karena dapat menyelamatkan banyak nyawa.
“Kita tidak bisa terus berada dalam pola reaktif. Pencegahan harus menjadi prioritas. Upaya jangka panjang untuk menghentikan kerusakan lingkungan jauh lebih menentukan keselamatan masyarakat dibanding sekadar merespons saat bencana sudah terjadi,” tegasnya.
Meski demikian, ia tetap mengapresiasi langkah cepat relawan, aparat, dan pemerintah dalam upaya tanggap darurat. Namun, ia menegaskan bahwa komitmen berkelanjutan pemerintah dalam menjaga lingkungan jauh lebih penting untuk mencegah bencana berulang.
Sebagai negara dengan hutan hujan tropis yang berperan sebagai salah satu paru-paru dunia, menurut Lusyani, Indonesia harus menjadi pelopor dalam menjaga kelestarian hutan. Ia memastikan bahwa Partai NasDem akan terus mengawal kebijakan lingkungan dan penanganan bencana, serta memastikan bahwa setiap langkah pemerintah benar-benar berpihak pada keselamatan warga dan keberlanjutan alam.
(WH/KL)