Nengah Soroti Suntikan Dana Rp23,7 T untuk Garuda Group
JAKARTA (3 Desember): Anggota Komisi VI DPR RI, I Nengah Senantara, menyoroti suntikan dana Rp23,67 triliun yang digelontorkan pemerintah kepada Garuda Indonesia Group.
Ia menilai alokasi dana jumbo tersebut belum diikuti kejelasan strategi pemulihan dan kepastian kapan Garuda dapat kembali stabil tanpa bergantung pada modal negara.
“Dengan suntikan dana Rp23,67 triliun ini, saya ingin tahu sampai tahun keberapa Garuda bisa establish dan tidak memerlukan bantuan tambahan lagi,” tegas Nengah dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi VI DPR dengan Direktur Utama Garuda Indonesia, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (1/12/2025).
Nengah juga menyoroti penunjukan langsung Direktur Utama Garuda Glenny H Kairupan oleh Presiden, yang menurutnya menggambarkan situasi serius di tubuh perusahaan.
“Kalau Presiden sampai turun langsung menunjuk Dirut, artinya Garuda memang sedang tidak baik-baik saja,” ujarnya.
Nengah menegaskan bahwa kerugian besar yang dialami Garuda dalam beberapa tahun terakhir disebabkan oleh empat faktor utama yang terus membebani keuangan perusahaan. Diantaranya, tingginya biaya leasing, besarnya biaya maintenance, biaya avtur, serta fluktuasi nilai tukar dolar Amerika Serikat.
Menurutnya, keempat faktor tersebut harus ditangani secara struktural agar kerugian tidak terus berulang.
“Jangan sampai Garuda terus-menerus menghadapi persoalan yang sama, terutama di maintenance dan biaya leasing yang sangat tinggi,” kata Nengah.
Ia juga mempertanyakan ketidakwajaran biaya operasional Citilink yang tercatat lebih tinggi meski jumlah armadanya lebih sedikit dibandingkan Garuda. Hal itu dinilai sebagai indikasi masalah efisiensi yang perlu dijelaskan secara transparan oleh manajemen.
Legislator Partai NasDem itu mengingatkan bahwa tanpa peta jalan pemulihan yang jelas, Garuda berpotensi kembali meminta tambahan modal negara.
“Kalau tidak ada mapping yang memadai, tahun depan bisa muncul lagi permintaan tambahan modal. Ini yang kami khawatirkan,” tambahnya.
Ia berharap agar manajemen baru mampu membawa Garuda keluar dari siklus kerugian berkepanjangan.
“Harapan saya, dengan dirut baru, Garuda Indonesia bisa tumbuh dan berkembang di kemudian hari,” ujarnya. (Yudis/*)